Mohon tunggu...
Mastutin Mastutin
Mastutin Mastutin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru yang mencoba menulis dan memproyeksikan pengalaman hidup kedalam sebuah kisah atau artikel.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Part 3-Sulyana di Perpustakaan 89

9 Mei 2023   11:25 Diperbarui: 9 Mei 2023   11:29 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

PART 3

Tubuhku basah namun hatiku kerontang...

Hidupku kesepian tanpa suara nyanyian...

Apalah dayaku hanya seonggok badan...

Menahan sakit yang tak berkesudahan...

Ku balut luka bekas sayatan takdir...

Berharap esok telah kering...

Namun kenyataan berkata lain...

Hari esok belum ada kepastian...

Ku tulis sajak yang aku sendiri belum menemukan...

Menemukan makna dan maksud mengapa aku begini...

Ku tunjuk Tuhan untuk menjelaskan...

Namun ragu dan bimbang apakah ia akan menjawabnya...

Sakit....Sepi...Takut...

Bercampur menjadi Utuh...

Tak dapat dibela dan dicegah oleh diri...

Seolah aku benci dengan takdir ini...

Ayyi menuliskan Sebuah Puisi yang menurutnya dapat mengurangi beban di pikirannya. Ia menyangka bahwa mungkin dirinya sedang di fase yang kritis. 

Ia menelpon Ayahnya.

Namun ayahnya tidak mengangkat panggilannya. Ia berada di rumah lamanya itu sudah sebulan. Ayah dan Ibunya sudah lama pindah ke kota. 

Ayyi pergi menyusuri seisi rumah lamanya. satu persatu ruangan ia periksa. Ia masuk ke sebuah ruangan kamar yang penuh buku dan majalah. Ia bongkar satu persatu buku demi buku. Tiba-tiba...

Ada suara ketukan di sebalik tembok kamar itu. Terkadang seperti suara goresan kuku seseorang. Ayyi mendekatkan telinganya ke sumber suara itu. suara apa itu..? Ia penasaran. Ia terus bergeser mencari sumber suara aneh itu. Tiba-tiba ... ada Suara dentuman keras di sebalik tembok itu membuatnya terkejut dan memekakn telinganya. 

Ia memegang telinganya sangat kuat. Menahan dengungan Kuat di telinganya.

Ia sempoyongan berjalan menuju kamarnya. Telinganya jadi Tuli. 

Ayyi khawatir dengan kesehatannya. Ia memutuskan untuk pergi ke dokter untuk memeriksakan keadaannya. Namun anehnya dokter tidak menemukan hal yang aneh di telinga Ayyi. Ayyi kembali ke rumah dengan kecewa. Bagaimana mungkin Seorang Dokter tidak menemukan apapun yang ia rasakan.

Ayyi menuju ke kamar mandi. Ia merasa ada sesuatu yang keluar dari telinganya. Ia mengarahkan telinganya ke cermin itu. Ia melihat dengan sangat jeli. Ia terkejut sejadi-jadinya ada beberapa helai rambut di telinganya. Ia berusaha menarik rambut itu. Terasa geli dan sedikit sakit ia terus berusaha mengeluarkan rambut itu. Anehnya semakin ia menarik rambut itu, seolah rambut tersebut tidak berujung.

Ia mempercepat tarikan benda itu dari telinganya. Ia benar-benar takut. Ia memejamkan matanya sambil menangis. saat ia membuka matanya, ia terkejut sejadi-jadinya.... rambut itu telah memenuhi seluruh ruangan kamar mandinya. Ayyi frustasi. Ia Teriak dan memecahkan kaca di hadapannya. Ia terduduk dan menangis sejadinya. Anehnya kejadian itu seolah tak ada. rambut-rambut itu menghilang secara misterius.

Ayyi menatap ke depan dengan pandangan kosong. Ia memegang kedua lututnya dengan sangat kuat. Ada sesuatu yang merangkak masuk ke dalam Jiwanya. Ia menemukan sebuah keberanian di dalam dirinya. Kekuatan yang berasal dari rasa frustasi dan ketakutan yang selama ini ia alami. Ia harus bangkit dan menyelesaikan misteri ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun