Ku tunjuk Tuhan untuk menjelaskan...
Namun ragu dan bimbang apakah ia akan menjawabnya...
Sakit....Sepi...Takut...
Bercampur menjadi Utuh...
Tak dapat dibela dan dicegah oleh diri...
Seolah aku benci dengan takdir ini...
Ayyi menuliskan Sebuah Puisi yang menurutnya dapat mengurangi beban di pikirannya. Ia menyangka bahwa mungkin dirinya sedang di fase yang kritis.Â
Ia menelpon Ayahnya.
Namun ayahnya tidak mengangkat panggilannya. Ia berada di rumah lamanya itu sudah sebulan. Ayah dan Ibunya sudah lama pindah ke kota.Â
Ayyi pergi menyusuri seisi rumah lamanya. satu persatu ruangan ia periksa. Ia masuk ke sebuah ruangan kamar yang penuh buku dan majalah. Ia bongkar satu persatu buku demi buku. Tiba-tiba...
Ada suara ketukan di sebalik tembok kamar itu. Terkadang seperti suara goresan kuku seseorang. Ayyi mendekatkan telinganya ke sumber suara itu. suara apa itu..? Ia penasaran. Ia terus bergeser mencari sumber suara aneh itu. Tiba-tiba ... ada Suara dentuman keras di sebalik tembok itu membuatnya terkejut dan memekakn telinganya.Â