Kaya tanpa harta,
Memberi tanpa berkurang.
Bulu kuduk saya seketika berdiri mendengar falsafah tersebut. Terbayang di benak saya bahwa sungguh hebat dan cerdas orang-orang dulu menyusun kata yang begitu inspiratif seperti ini. Memang sangat menyedihkan melihan keadaan anak muda kita jaman sekarang yang lebih sibuk dengan percintaan mereka yang memilukan, dimana-mana galau karena cinta, buta akan sejarah dan budaya sendiri, padahal jika mereka lebih mengamalkan falsafah falsafah seperti ini salah satunya ketimbang puisi puisi cinta bulshit mereka, betapa cerahnya kehidupan generasi kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H