Selain butuh biaya dan operasional yang tidak sedikit, juga komunitas menulis masih dianggap kelompok orang pintar dan berduit. Padahal dalam era digital saat ini, kita bisa memanfaatkan jaringan yang cukup luas untuk memperkaya pemahaman kita tentang literasi tsb.
Komunitas menulis memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran gagasan. Dalam era digitalisasi, kolaborasi antarpenulis menjadi lebih mudah dengan adanya platform online seperti forum, grup diskusi, atau aplikasi berbagi tulisan. Melalui kolaborasi ini, penulis dapat belajar dari sudut pandang yang berbeda, memperkaya ide-ide mereka, dan mengembangkan karya yang lebih berkualitas.
Pertukaran gagasan juga mendorong inovasi dalam penulisan dan menghadirkan sudut pandang baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Selain itu, komunitas menulis berperan dalam mempromosikan kesetaraan dan inklusivitas dalam dunia literasi.
Dalam era digitalisasi, batasan geografis dan sosial semakin terkikis. Semua orang, tanpa memandang latar belakang atau lokasi geografis, dapat bergabung dalam komunitas menulis dan berbagi cerita mereka. Dengan begitu, cerita dari berbagai sudut dunia dan beragam latar belakang dapat didengar dan dihargai, yang pada gilirannya membantu mengatasi stereotip dan memperkuat pengertian lintas budaya.
Tak kalah pentingnya, peran komunitas menulis dalam era digitalisasi media adalah sebagai sumber inspirasi. Para penulis dapat menemukan inspirasi dari karya-karya sesama anggota komunitas, entah itu dalam bentuk cerita, puisi, atau artikel. Dengan memiliki banyak referensi dan teladan, penulis dapat meningkatkan kualitas tulisan mereka dan melampaui batasan kreativitas mereka sendiri.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa digitalisasi media juga membawa tantangan bagi komunitas menulis. Kemudahan akses dan cepatnya peredaran informasi seringkali memunculkan masalah seperti plagiarisme atau keaslian karya yang terancam. Namun, peran komunitas menulis dalam hal ini adalah untuk mendorong etika dan integritas dalam penulisan.
Mereka dapat berperan sebagai "penjaga etika" dengan menegaskan pentingnya menghormati hak cipta dan memberdayakan penulis untuk menjadi lebih sadar tentang permasalahan ini. Komunitas menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam era digitalisasi media. Mereka mendukung dan menginspirasi penulis, memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran gagasan, mempromosikan kesetaraan dan inklusivitas, serta menjadi sumber inspirasi.Â
Dalam menghadapi tantangan yang ada, komunitas menulis dapat membentuk etika dan integritas dalam dunia penulisan. Dengan demikian, komunitas menulis menjadi katalisator bagi perkembangan literasi dan sastra di era digital yang semakin berkembang. Sehingga perkembangan sebuah karya, minat baca dan kemudahan akses perkembangan literasi mampu di tingkatkan.
Harapan yang saat ini berkembang dalam pemikiran komunitas penulis adalah penyebaran karyanya. Solusi yang paling solutif menurutnya adalah dengan pendekatan tentang kebermanfaatan literasi, karena ini kerja yang amat susah, butuh kesabaran dan ketekunan. Karena edukasi tidak hanya ke komunitasnya atau penggemar lama. Tetapi berangkat dari keluarga melalui orang tua, yang kita tahu, tidak semua orang tua melek akan ilmu pengetahuan.
Untuk budaya literasi negara kita, dengan berbagai cara semua harus yakin tanpa ada ragu bahwasanya kita Indonesia pasti mampu menciptakan generasi muda bangsa yang melek akan kemajuan, ilmu pengetahuan, dan literasi. Jangan pernah menyerah untuk tetap menulis, membaca dan menyebarkan suluh pengetahuan.
Pengambil kebijakan juga harus mampu menggandeng komunitas lain untuk bergerak bersama. Kolaborasi dengan penerbit agar karya tsb mudah di jangkau dalam memperbanyak hasil karyanya. Akses untuk penyebaran harus ada payung hukum yang bisa di terapkan pada saat moment-moment tertentu, bahkan berkelanjutan