Mohon tunggu...
Tunjung Eko Wibowo
Tunjung Eko Wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Berdamai Dengan Hati dari belajar menulis, membaca dan mencintai diri sendiri pasca pensiun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

DOR! (Lagu "Balonku" yang Membuat Sakit Warna Hijau)

8 Desember 2022   02:19 Diperbarui: 8 Desember 2022   02:30 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara garis besar lagu Balonku dapat diinterpretasikan pada bagaimana kita bertumbuh dan berproses, hingga mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab serta kepedulian untuk menjadi contoh orang lain. Lagu ini juga menggambarkan suatu tahapan mendasar mengenai bagaimana sebuah tanggung jawab diemban oleh seseorang, mulai tahap identifikasi hingga menyiapkan langkah solusi atas permasalahan yang muncul. Jika memang balon hijau meletus dari hal lain dirinya akan merasa gagal menjaganya. Tetapi tidak bisa seratus persen kegagalan itu dari si pembawa balon. 

Kegagalan bisa dari orang lain, sekali lagi karena kita manusia. Kalau penyebabnya manusia lain unsur kejujuran atas perbuatan itu yang di cari. Agar tidak terjadi interprestasi yang keliru, salah paham dalam menilai orang. Hal itu yang sering terjadi saat ini di lingkungan sekitar kita. Kejujuran adalah krisis dari manusia yang d hadapi bangsa ini. 

Mental berbohong dan berdusta yang merajalela sebetulnya dari proses sederhana yakni tidak mau berbuat jujur. Jujur tidak semata-mata lawan kata dusta atau dalam kata lain hanya dalam tataran ujaran, namun jujur juga dapat dimaknai sebagai perbuatan yang baik yang tak menyalahi aturan atau dalam kata lain perilaku. Jujur (kejujuran) akan tercermin dalam perilaku yang diikuti dengan hati yang lurus, berbicara sesuai dengan kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran. Jangan pernah mencapai segala sesuatu untuk di puncak tapi menjatuhkan orang lain. 

Jangan kita mencapai sesuatu di puncak tanpa menghormati orang lain. Dan jangan merasa di puncak sebagai orang yang tidak mau belajar dari orang lain. Sebagai manusia hendaknya juga jangan meresahkan orang lain, mengkerdilkan perjuangan orang lain dan memupuskan harapan yang sedang di perjuangkan orang lain. Dukung dan hormatilah orang yang sedang berjuang, sedang berproses agar bisa tumbuh dalam setiap aral perjuangannya. Sehingga balon hijau tidak jadi meletus agar warna warni itu semakin indah.

Seperti pepatah jawa "Sing nandur bakale ngundhuh, manungso mung ngundhuh wohing pakarti"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun