Demikian pula, game ini harus menyenangkan dan menciptakan antisipasi. Lihatlah anak Anda saat Anda mengucapkan kata itu dengan keras dan jelas. Setiap kali Anda mengubah kategori, cobalah mengocok kartu.
Juga, tidak boleh ada dua kata berurutan yang dimulai dengan huruf yang sama.
Langkah Kedua: Pasangan Kata
Fase kedua dimulai setelah anak menyelesaikan 150 kata yang terisolasi. Pada fase ini, Anda menggunakan pasangan kata, yang Anda buat dengan memasangkan kata benda dengan kata sifat. Juga, Anda harus mengubah warna. Artinya, nama-nama warna tidak boleh lagi pada kartu putih tetapi pada kartu dengan warna yang sama yang diberi nama kata.
Setiap minggu Anda akan menunjukkan dua set pasangan kata ( masing-masing lima pasang ), dengan permainan kata tunggal dari fase pertama. Ini berarti Anda akan menunjukkan dua set pasangan kata bersama dengan kategori kata tunggal dari tahap pertama.
Langkah Ketiga: Frasa Pendek
Pada fase ini, Anda membuat lembaran dengan huruf setinggi sekitar dua inci. Di sini, Anda akan menulis frasa dari tiga kata yang menyertakan kata benda dan kata kerja terkonjugasi pada setiap kartu. Misalnya, “Ibu sedang berjalan” atau “Kakek sedang makan”.
Dengan frasa ini, Anda dapat membuat buku sekitar sepuluh halaman dan ilustrasi, dengan kartu. Bacakan buku ini untuk anak Anda dua atau tiga kali sehari.
Langkah Keempat: Kalimat
Pada fase ini, Anda akan membuat kalimat dengan huruf setinggi sekitar satu inci, ditulis dengan tinta hitam. Sekarang saatnya untuk memasukkan artikel (kata yang digunakan untuk memodifikasi kata benda), seperti “Ayahku sedang makan nasi.”
Di sini, Anda juga akan membuat buku seperti yang Anda lakukan pada langkah sebelumnya, tetapi menggunakan kalimat baru yang lebih kompleks.