Mohon tunggu...
Mastiara Diah
Mastiara Diah Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Sabbe satta bhavantu sukhitatta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Hate Speech Melalui Akun Pseudonim di Instagram pada Era Post-Truth

18 Januari 2024   23:00 Diperbarui: 18 Januari 2024   23:02 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku Hatespeech di Media Sosial Instagram

Instagram merupakan sebuah platform sosial media yang saat ini memiliki pengguna yang sangat besar, dimana hampir setiap orang memiliki setidaknya satu akun Instagram.

Instagram tidak membatasi penggunanya untuk membuat lebih dari satu akun Instagram saja, dengan kemudahan ini, banyak pengguna yang membuat akun-akun tambahan, baik dengan menunjukkan identitas asli atau tidak menunjukkan identitas asli dalam akun Instagramnya.

Kebebasan untuk membuat lebih dari satu akun dan tanpa menunjukkan identitas asli ini membuat seseorang merasa lebih aman karena merasa bahwa identitasnya tidak akan diketahui oleh orang lain atau disebut dengan akun pseudonim. Pada Instagram sendiri ditemukan banyak sekali pengguna akun pseudonim dengan berbagai macam tujuan, seperti untuk menyebarkan karya, informasi, gosip terhangat, atau menyebarkan hal-hal yang mayoritas disukai oleh masyarakat, seperti meme yang sedang meroket popularitasnya.

Sebaliknya, akun pseudonim juga dapat digunakan untuk tujuan yang kurang tepat, misalnya untuk menyebarkan ujaran kebencian pada suatu tokoh atau organisasi. contohnya akun @muhammad0000 yang memberikan komentar negatif pada akun artis Lesti Kejora pada salah satu postingan Lesti. Selain itu juga ada akun yang dibuat khusus untuk menyebarkan ketidaksukaan atau kebencian pada seseorang atau sebuah kelompok, misalnya akun @bts_hater07 yang menyebarkan kebencian pada sebuah grup vokal asal Korea, BTS. Akun tersebut mengunggah foto meme yang menjelekkan BTS dan mengatakan bahwa mereka bukanlah laki-laki sejati dan merupakan gay.

Contoh lainnya adalah komentar yang diberikan oleh akun @agathaptrc_ pada salah satu postingan Chandrika Chika dengan username @chndrika_. Chika adalah seorang perempuan yang terkenal lewat videonya di aplikasi TikTok, dan Instagramnya kini telah memiliki 2.2 juta pengikut. Akun @agathaptrc_ mengatakan Chika "si cabee muraah" yang termasuk dalam labeling terhadap Chika.

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi yang semakin maju menyebabkan perubahan dalam cara hidup manusia, termasuk dalam cara berkomunikasi dengan orang lain. Saat ini era komunikasi telah memasuki era post-truth, dimana pembentukan opini saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh perasaan pribadi dibandingkan dengan fakta-fakta yang ada. Dengan hal ini, banyak orang yang makin berani untuk menungkapkan pikiran dan perasaan mereka di berbagai platform media, salah satu contohnya adalah Instagram. Salah satu kemudahan yang diberikan oleh Instagram adalah pengguna bisa membuat suatu akun tanpa harus menggunakan identitas asli mereka, atau yang disebut dengan akun pseudonim.

Namun sayangnya banyak orang yang menggunakan akun pseudonim miliknya untuk tujuan yang kurang baik, salah satunya bertujuan untuk menyebarkan hatespeech pada sosok figur yang tidak mereka senangi. Banyak cara yang mereka lakukan seperti menulis komentar yang tidak baik di akun orang lain, menyebarkan berita palsu, sampai sengaja membuat akun khusus yang bertujuan untuk menyebarkan kejelakan dari sosok yang tidak mereka sukai.

Dampak yang ditimbulkan dari hate speech selain berdampak dalam pola pikir dan sikap generasi muda, juga dapat menimbulkan permasalahan verbal dalam komunikasi seperti berkurangnya rasa percaya diri, konsentrasi, juga sikap sopan santun.

Menjadi penting bagi masyarakat untuk dapat meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan akibat dari perilaku hatespeech yang dilakukan di media sosial. Salah satu hal yang dapat mencegah atau mengurangi hatespeech yang terjadi di media sosial ialah dengan melakukan edukasi kepada masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun