Dengan pembangunan citra politik melalui media sosial Twiiter, peneliti melihat bahwa masyarakat jauh lebih mau aktif terlibat dan kritis mengenai isu-isu politik terutama politik dalam negeri. Namun dalam penggunaannya, banyak juga yang menyalahgunakan media sosial untuk melakukan kampanye-kampanye terselubung yang terkesan menjelekkan lawan politik dari politisi atau partai lain, seperti yang dilakukan akun-akun buzzer, yaitu akun yang berperan dalam menyuarakan sebuah isu atau kepentingan. Akun buzzer dapat "menyetir" opini mengenai suatu isu yang dibahas yang mungkin saja bertolak dengan kenyataan yang ada dan berita yang tidak benar (hoax) Â sehingga membangun opini publik yang salah demi keuntungan suatu pihak.
Hal ini harus disiasati dengan lebih bijak untuk menyaring informasi yang didapatkan melalui media sosial, dimana tidak semua yang terdapat di internet maupun media sosial merupakan kebenaran mutlak dan tanpa agenda di dalamnya. Menurut Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiaji Eko Nugroho (Kominfo, 2017) menjabarkan lima langkah sederhana yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi berita hoax dengan yang asli, yaitu :
- Hati-hati dengan judul provokatif
- Cermati alamat situs
- Periksa fakta
- Cek keaslian foto
- Ikut seta grup diskusi anti-hoax
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam perkembangannya, penggunaan media sosial sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat tidak dapat terelakkan, bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan, baik untuk sekedar mengirim pesan maupun mencari berita dan hiburan di media sosial. Dalam penggunaannya, kini media sosial juga digunakan oleh politisi maupun partai politik untuk melakukan komunikasi poitik dan membangun citra pada masyarakat dengan harapan mampu menarik simpati dan dukungan dari masyarakat terhadap mereka. Salah satu platform yang sering digunakan oleh politisi adalah media sosial Twitter, karena dianggap lebih mudah menyebarkan informasi secara luas dengan cepat.
Namun tak semata-mata proses pembangunan citra yang dibuat, dilakukan dengan cara yang bersih, terdapat juga politisi maupun partai yang menggunakan jasa buzzer untuk membangun citra dengan cara menyebarkan hoax maupun menyebarkan isu negatif mengenai lawan politiknya. Hal ini harus disadari dan diawasi oleh masyarakat agar tidak sampai jatuh ke dapal berita hoax yang menyesatkan. Masyarakat harus aktif untuk mengidentifikasi apakah suatu berita merupakan hoax atau bukan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. (2004). Dasar-Dasar Ilmu Politik : Miriam Budiardjo (Cet. Ke-26). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dahlan, M. Alwi. (1989). Perkembangan Komunikasi Politik Sebagai Bidang Kajian. Universitas Indonesia : Jurnal Ilmu Politik.
Henderi, Muhammad Yusup, Yuliana Isma Graha. (2007). Pengertian Sosial Media, (http://wlipurn.blogspot.co.id/2017/04/wlipurn.html , diakses pada 15 Januari 2023)
https://www.gatra.com/news-548811-nasional-hasil-survei-mengungkapkan-media-sosial-paling-digemari-di-indonesia-.html (Diakses pada 15 Januari 2023)
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media (Diakses pada 15 Januari 2023)