Mohon tunggu...
Mas Teddy
Mas Teddy Mohon Tunggu... Buruh - Be Who You Are

- semakin banyak kamu belajar akan semakin sadarlah betapa sedikitnya yang kamu ketahui. - melatih kesabaran dengan main game jigsaw puzzle. - admin blog https://umarkayam.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang 7,0-5,4 dan 6,2 Skala Richter

12 Agustus 2018   13:48 Diperbarui: 12 Agustus 2018   14:39 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Gedung Narmada Convention Centre, Mataram, pasca gempa 7,0 SR, Minggu 5 Agustus 2018 (foto koleksi pribadi)

Guncangan gempa Minggu malam kemarin arahnya terasa ke samping (horizontal) sedangkan gempa yang baru saja terjadi, guncangannya lebih terasa naik-turun (vertikal). Kami lihat video-video di WAG dan IG, banyak bangunan yang runtuh.

Malam harinya, dari berbagai sumber di dunia maya dan media sosial, saya sedikit mendapatkan pencerahan (meskipun benar atau salahnya masih bisa dipertanyakan). Menurut beberapa info yang saya terima gempa hari Minggu meskipun mencapai 7,0 SR tapi skala getarannya hanya 4,0 MMI. 

Sementara gempa hari Kamis meskipun hanya 6,2 SR tapi skala getarannya 5,0 MMI. Info lainnya adalah, gempa hari Minggu mungkin tidak meruntuhkan beberapa bangunan yang masih berdiri tapi sudah cukup melemahkan struktur atau konstruksi bangunan tersebut. Karena strukturnya sudah dilemahkan oleh gempa hari Minggu, maka gempa hari Kamis datang sebagai penghancur.

Akibatnya banyak bangunan yang masih berdiri bisa runtuh karena struktur bangunannya sudah dilemahkan oleh gempa besar pada hari Minggu.

Kondisi salah satu toko di pusat bisnis kota Mataram, Cakranegara, pasca gempa 6,2 SR, Kamis 9 Agustus 2018 (foto kiriman seorang teman di WAG)
Kondisi salah satu toko di pusat bisnis kota Mataram, Cakranegara, pasca gempa 6,2 SR, Kamis 9 Agustus 2018 (foto kiriman seorang teman di WAG)
Mengantisipasi kemungkinan gempa besar lagi, pak RW menghimbau warganya untuk tidur di luar rumah atau di garasi rumah masing-masing. Sehingga jika ada gempa lagi bisa dengan cepat menyelamatkan diri.

Malam harinya, ditemani oleh suara sirine mobil ambulance atau patroli polisi yang meraung-raung di kejauhan, kami memutuskan untuk tidur di garasi, meski tidak nyaman karena udara yang cukup dingin, hanya beralaskan tikar serta harus siap terhadap serangan nyamuk. Meski pun secara fisik kami tidak mengungsi, tapi secara sosiologis (bener nggak, yah?) kami mirip pengungsi. 

Menu makanan yang kami santap berputar dari mie instan, telur dan nasi goreng karena di pasar masih belum banyak yang jualan sayur, kalau toh ada harganya sudah berlipat-lipat. Makanan ringan, snack dan air minum di mini market pun makin menipis persediaannya. Mungkin karena sebagian besar dikirim ke Lombok Utara. Mau masak air sendiri, air dari PDAM juga masih agak keruh.

Dari 'garasi pengungsian' kami hanya bisa berharap semoga keadaan ini segera berakhir. Semoga kami senantiasa diberi kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian ini.

Semoga ujian ini makin menguatkan kami dalam memulai kembali kehidupan baru, yang semoga saja lebih baik.

Goodnight. Look, the sky full with stars.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun