Hanya beberapa penyanyi jebolan boy band dan girl band yang bisa bertahan. Beberapa contohnya : Enrique Martin Morales alias Ricky Martin, Michael Jackson, Diana Ross dan Beyonce. Setelah tidak tergabung dengan Menudo, karir solo Ricky Martin lebih moncer dan menikmati popularitas lebih lama dari yang lain. Dia terbilang sukses bersolo karir. Michael Jackson yang menjelma jadi King of Pop dulunya tergabung dalam The Jackson Five, bersama kakak-kakaknya. Begitu juga dengan Diana Ross, setelah tidak bersama The Supremes, karir Diana Ross lebih berkibar dan dikenal sebagai salah satu diva musik pop dunia. Setelah keluar dari Destiny’s Child, saat ini Beyonce masih menikmati popularitasnya. Tapi entah sampai kapan dia akan bertahan, waktu yang akan membuktikan.
- Menjual kemasan
Tidak bisa dipungkiri, hampir semua boy band dan girl band lebih mengutamakan kemasan atau penampilan daripada isinya. Yang boy band lebih mengutamakan koreografi yang kompak dan menghentak. Sedangkan yang girl band lebih mengutamakan penampilannya. Jika melihat penampilan Super Junior, Cherrybelle atau JKT48, Anda bisa menilai sendiri penampilan seperti apa yang menjadi ciri khas mereka sehingga mudah dikenali dan diingat penggemarnya.
Penampilan memang penting, karena itu salah satu konsekuensi sebagai orang panggung. Penampilan memang harus dijaga supaya penggemar tidak cepat bosan. Namun jika terlalu konsentrasi ke penampilan akibatnya lagu-lagu yang dibawakan jadi tidak semenarik penampilannya.
Meski penampilan juga penting, pihak manajemen boy band atau girl band sepertinya tidak menyadari hal ini. Saya tidak tahu apa yang ada di kepala manajemen Cherrybelle dan JKT48 yang penampilannya tidak mengalami perubahan yang cukup ‘signifikan’ semenjak pertama kali muncul. Apakah pihak manajemen tidak menyadari bahwa penonton mulai bosan melihat girl band idola mereka berpenampilan seperti itu-itu terus. Tidak ada perubahan yang menonjol. Jika penggemar sudah mulai dihinggapi rasa bosan, pertanda kiamat bagi sebuah boy band dan girl band.
Karena menjual kemasan atau penampilan, akan datang masanya bahwa kemasan atau penampilan yang dibawakan sudah tidak cocok lagi dengan usia mereka. Publik akan menertawakan mereka jika masih memaksakan penampilan yang sudah tidak cocok dengan usia mereka.
Meski kebanyakan menjual kemasan atau penampilan, masih ada juga boy band atau girl band yang menjual kualitas suara dan kemampuan menyanyi. Kebanyakan mereka dari kalangan kulit hitam, seperti Boyz II Men dan All 4 One. Atau mereka yang mengambil aliran grup acapella, seperti Jamaica Café.
- Pangsa pasar terbatas
Seperti kita ketahui, segmen penggemar boy band dan girl band adalah para remaja sampai mereka yang menjelang dewasa. Kalau diukur usia, antara usia 15 sampai 25 tahun. Begitu usia kita melewati batas tersebut, kita akan merasa sudah bukan masanya lagi menggemari boy band atau girl band. Kita pun akan meninggalkan boy band dan girl band tersebut, untuk kemudian mencari idola atau penyanyi pujaan baru.
- Mengandalkan lipsync saat show
Hayoo … angkat tangan, siapa yang pernah lihat pertunjukan panggung Cherrybelle, JKT48 atau bahkan Super Junior lengkap dengan band pengiringnya ada di atas panggung? Pihak manajemen tidak mau repot-repot dengan mengerahkan band pengiring atau takut ketahuan suara aslinya, maka ditempuh cara dengan menggunakan iringan musik play back. Hasilnya kita hanya disuguhi personil boy band dan girl band yang sekedar mangap-mangap, komat-kamit mengikuti play back-nya.