"Apa maksudnya uang cash, Mbak ?"
"Uang pas, Pak."
"Lho, ini juga pas Mbak. Coba itung. Pas Rp. 6.000,- khan !"
Mungkin karena banyak pengunjung kantor pos yang memandangi si Mbak, akhirnya uang tersebut diterima juga.
Ini sebagian kisah nyata yang menggambarkan betapa tidak berharganya uang logam kita. Bahkan di beberapa tempat uang logam ini sudah digantikan dengan permen. Jangan-jangan ini pula yang dijadikan salah satu alasan pihak Bank Indonesia yang berencana akan me"redominasi" mata uang kita. Akankah uang logam kita nasibnya akan berakhir menjadi (sekedar) "alat untuk kerokan" ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H