Si putri tiba-tiba berlutut. "Oh, para dewa! Akhirnya kalian datang juga! Tolong selamatkan kerajaan kami!"
Tim peneliti itu cuma bisa saling pandang bingung.
"Maaf, Tuan Putri. Kami bukan dewa," jelas Mira lembut. "Kami cuma manusia biasa yang nyasar."
Tapi si putri nggak dengerin. Dia malah nangis. "Tolong... ayah saya... dia mau dibunuh sama pemberontak jahat!"
Edo langsung semangat. "Tenang, Tuan Putri! Kami akan bantu!"
"Edo!" Nina melotot. "Kita nggak bisa ikut campur urusan dimensi lain!"
"Tapi kita nggak bisa diem aja!" Edo ngotot. "Lagian, mungkin aja ini jalan pulang kita."
Akhirnya, dengan berat hati, mereka setuju buat bantu si putri. Mereka nyusun rencana buat nyelametin Raja.
Malemnya, mereka nyusup ke istana. Dr. Arif pake kepintarannya buat bikin bom asap dari bahan-bahan yang ada. Mira pake skill komunikasinya buat nipu penjaga. Rizki berhasil bobol sistem keamanan istana pake teknologi modern. Nina pake intuisinya buat ngehindarin jebakan. Edo? Dia pake keberaniannya buat ngadepin musuh-musuh yang dateng.
Setelah perjuangan berat, akhirnya mereka berhasil bebas Raja dan ngalahin pemberontak. Semua rakyat kerajaan bersuka cita.
"Terima kasih, wahai para dewa!" kata Raja. "Sebagai hadiah, kalian boleh minta apa pun!"