Mohon tunggu...
mastri nugroho
mastri nugroho Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

orang yang suka membaca dan mendengarkan berita

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama di KPU , Ibu Mega Tidak berbohong dan Berpura-pura

3 Juni 2014   20:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_339983" align="aligncenter" width="633" caption="http://static.republika.co.id/uploads/images/headline_slide/prabowo-subianto-memberi-hormat-kepada-megawati-soekarnoputri-di-gedung-_140601232654-944.jpg"][/caption]

Terus terang awalnya saya tidak  antusias  mengikuti drama di KPU, dalam pengundian dan penetapan nomer capres-cawapres Indonesia. Karena acaranya lebih banyak seremonial basa-basi yang sudah basi.

Tapi setelah itu ternyata menjadi sangat heboh di televisi dan media sosial, justru yang diangkat bukan hal-hal penting tapi lebih ke arah gestur para capres dan cawapres serta tokoh -tokoh politik indonesia.

Saya tidak mempersoalkan isi pidato dan gaya pidato masing-masing capres dan cawapres karena  semuanya pasti ingin mencitrakan baik di mata konstituennya dengan gaya pidatonya masing-masing  yang tidak perlu diperdebatkan karena mereka memang sedang menjual diri ke rakyat Indonesia.

Yang menarik bagi saya adalah ibu megawati dan Pak Prabowo.

Pak Prabowo dengan Ibu Megawati

Dulu sangat erat pernah maju bareng di pilpres walau akhirnya kalah.

Prabowo menyalami ibu megawati yang dilihat dari gesturnya kurang berkenan.

Semua orang pasti menyalahkan beliau karena seolah beliau tidak menerima kebaikan orang lain yang memberi salam hormat. Tapi secara pribadi saya tidak menyalahkan toh beliau juga menerima salaman dengan senyum dan beliau juga bukan militer kenapa mesti hormat coba kalo salaman? Pasti dibalas dengan salaman.

Yang menarik lagi menunjukkan bahwa Ibu Megawati konsisten  terlepas dari adat ataupun bahasanya tentang basabasi politik, Ibu Mega tetap menunjukkan bahwa jika tidak suka menunjukkan rasa tidak sukanya bukan sebaliknya,  wajar menurut saya, semua orang  juga memilikinya. Banyak kalangan meragukan sikap kenegarawan , sehingga  dipolitisasi sedemikian rupa.  Itulah menurut saya sikap tegas jika tidak suka  ya tidak suka bukan Justru jika tidak suka bilang suka adalah kebohongan dan kepura-puraan. Begitu juga dengan Pak Prabowo Jika masih dendam karena batu tulis jangan berpura-pura hormat seolah menghormati padahal sebelumnya menjelek-jelekkan . sehingga kesannya Cuma untuk memenuhi konstituennya agar dilihat sebagai orang yang menghormati senior  dan pemaaf. Tapi masih dendam  karena perjanjian batu tulis.

Karena semua orang sudah tahu itu adalah pencitraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun