Dalam lima puluh tahun terakhir manusia telah meraih lompatan yang signifikan dalam pengembangan dan adopsi teknologi baru.
Khususnya dalam teknologi informasi dan komunikasi yang hanya dalam waktu singkat telah nyata mengubah drastis kehidupan semua orang.
Setelah memasuki era komputer, internet, dan smartphone, tidak lama lagi kita akan memasuki sebuah era baru jenis teknologi yang lebih canggih.
Teknologi itu populer disebut "Kecerdasan Buatan" atau Artificial Intelligence (AI) yang dipercaya akan semakin memudahkan pekerjaan dan kehidupan kita.
Tentu saja masih lama untuk memasuki era AI yang sesungguhnya. Namun, tanpa disadari kini kita secara bertahap sedang menuju ke sana.
Kalau kamu menyadari, beberapa teknologi yang kita pakai hari ini sudah dilengkapi AI meski dengan kemampuan yang masih terbatas.
Dilihat dari perkembangannya saat ini, teknologi AI diprediksi dan ditargetkan bisa masuk merevolusi ke hampir segala sendi kehidupan kita.
Mulai dari pertanian, transportasi, media, pemerintahan, dan beragam sektor lainnya. Banyak riset sudah marak diadakan guna mewujudkannya.
Teknologi AI digadang-gadang mampu melakukan banyak pekerjaan "teknis" yang saat ini masih diisi tenaga manusia secara lebih efektif dan efisien.
Bahkan pada tingkat yang lebih tinggi, teknologi ini kabarnya mampu "berpikir" layaknya manusia dengan cara "belajar" dari data yang diberikan kepadanya.
Tentu saja ini membuat kita semakin semangat untuk melihat perkembangannya ke depan. Membayangkan kehidupan kita dikelilingi oleh AI.
Kita tidak tahu seberapa jauh teknologi AI akan berkembang dan seberapa cepat itu akan terjadi di masa depan tetapi yang pasti kita wajib bersiap.
Daripada sebuah 'alat', teknologi AI terasa lebih cocok disebut 'pembantu' atau 'asisten' karena kemampuannya melakukan pekerjaan hanya dari sebuah perintah.
Jika kamu bertanya teknologi apa yang akan benar-benar mampu menyaingi dan menggantikan manusia, Kecerdasan Buatan adalah jawabannya.
Inilah teknologi yang juga akan mengantarkan kita ke teknologi masa depan lainnya yaitu, teknologi robotik dan komputer cerdas.
Oleh karena itu, alih-alih menyambut era teknologi AI dengan antusias, mungkin sebaiknya kita  lebih melihat teknologi ini sebagai sebuah ancaman.
Ada banyak pertanyaan krusial yang perlu direnungkan secara mendalam sebelum kita menuju era Kecerdasan Buatan (AI) seperti;
Seberapa jauh AI akan berkembang?
Bagaimana dan pada apa saja akan diimplementasikan?
Akan sejauh apa dampaknya?
Pekerjaan manusia apa saja yang akan diambil alih AI?
Kapan dan seberapa cepat itu akan terjadi?
Terakhir yang terpenting, siapa yang akan menguasai teknologi AI?
Beberapa negara sudah mendorong lebih jauh riset mengenai Kecerdasan Buatan sebagai suatu proyek strategis nasional karena saking pentingnya.
Betul bahwa teknologi AI bagi sebagian orang akan memanjakan dan memudahkan hidupnya mengerjakan beragam keperluan kompleks.
Dengan menggunakan AI, produktivitas dan efektivitas kerja kita akan meningkat. Namun bagi sebagian lainnya mungkin era AI adalah mimpi buruk.
Selain memberikan banyak manfaat, teknologi AI juga berpotensi membuat kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat semakin melebar.
Bukan hanya itu, kehadiran teknologi AI juga bisa membuat persaingan antar golongan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial semakin keras.
Apalagi kalau AI sudah mampu dikombinasikan secara paripurna dengan teknologi robot. Ruang untuk meraih kesejahteraan akan semakin menyempit.
Khususnya bagi masyarakat kalangan bawah yang sama sekali tidak punya pengetahuan dan kekuatan ekonomi yang mumpuni untuk bersaing dengan AI.
Memandang teknologi AI sebagai 'ancaman' mungkin saja salah, tetapi agar tidak "tersingkir" olehnya mungkin banyak persiapan yang harus dilakukan.
Seberapa pun cerdas dan multitalentanya teknologi AI hingga mampu berpikir layaknya manusia, mereka tidak menakutkan sama sekali.
Lagi pula teknologi AI bisa ada sejak awal karena manusia memang menginginkan dan membutuhkannya untuk membantu hidupnya.
Satu-satunya yang paling mengkhawatirkan dari kemajuan teknologi AI adalah manusia yang akan menggunakan mereka sebagai "alat".
Teknologi, AI, komputer, robot, tidak punya sejarah menindas hingga menghabisi nyawa manusia, tapi bagaimana dengan manusia?
Tinggal bagaimana nanti teknologi ini akan digunakan oleh "kita". Tergantung dari itu, masa depan kita mungkin bisa jadi lebih baik atau malah sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H