Perempuan sudah sejak lama menjadi bahan "objektifikasi" media. Saking seringnya, sampai-sampai Laura Mulvey mencetuskan teori "Male Gaze".
Sebuah teori yang mengungkapkan keadaan di mana perempuan di media seringkali hanya diperlakukan sebagai objek pasif dari hasrat laki-laki.
Karena itulah kita bisa mengenal sesuatu seperti Film, Novel, Majalah, hingga Gim beraroma "dewasa".
Tidak jauh berbeda, lihatlah bagaimana "perempuan fiksi" dalam industri manga, anime, novel, dan gim dewasa, di Jepang yang cukup terkenal itu "dijual".
Dari sudut pandang gamer laki-laki utamanya, karakter perempuan di dalam gim sepertinya memang masih punya daya tarik unik yang sulit disangkal.
Gim Adalah Tentang Kesenangan
Gim pada hakikatnya ada dan diciptakan untuk bersenang-senang. Membantu orang melupakan atau "melarikan diri" sejenak dari segala permasalahannya.
Orang bermain gim karena mereka membutuhkan asupan kesenangan. Walaupun kesenangan itu pada akhirnya hanya ada dalam khayalannya atau bersifat semu.
Apa yang disebut dengan "kesenangan" itu juga ada banyak macam dan cara mendapatkannya  bisa beragam tergantung setiap individu.
Namun yang pasti, ketika perempuan dipasarkan dengan tepat, Ia mampu menjadi "hiburan" pemberi "kesenangan" yang cukup efektif dan disukai.
Jadi wajar jika karakter perempuan, khususnya yang seksi banyak dipakai dalam gim-gim yang utamanya membidik khalayak remaja-dewasa.
Penerimaan Pasar yang Baik
Bukan hanya perempuan sungguhan yang laku dijual, bahkan perempuan "fiksi" yang cuma gambar ilustrasi ternyata lumayan laku juga di zaman sekarang.