“Yaudah gak usah lewat tol loe, kan dibikinnya pake utang”, dan lain sebagainya.
Pertanyaan tersulit adalah ketika kita disuruh membandingkan utang negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, atau Korea sebelum membicarakan utang yang dimiliki Indonesia. Berat juga ya gan...
Perlu diingat bahwa utang-utang pemerintah itu juga secara tidak langsung kita semua rakyat Indonesia yang menanggungnya bukan Pemerintah seorang, jadi kita layak mengkhawatirkan utang yang mencapai ribuan triliun itu.
Ketika Pemerintah sudah mulai kesulitan mencari pendapatan demi melunasi utangnya pasti ujung-ujungnya rakyat juga yang dikorbankan. Misalnya dengan menaikkan pajak atau memotong anggaran di berbagai sektor penting lainnya.
Kondisi keuangan Pemerintah yang buruk juga bisa berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Kondisi ekonomi kita bisa terguncang dan menyebabkan harga barang-barang naik signifikan seperti yang sudah pernah kita alami di masa lalu.
Sumber keuangan atau dompet negara adalah rakyatnya sendiri. Oleh karena itu kita layak marah kalau para pejabat kita mengelola uang negara secara ugal-ugalan. Jangan sampai Pemerintah jadi beban untuk rakyatnya sendiri.
Lagi pula sebagian infrastruktur yang dibangun Pemerintah itu tidak gratis dan sebagian besar bukan ditujukan untuk pelayanan publik tetapi bisnis. Padahal itu dibiayai dari uang pajak kita, jadi apanya yang untuk rakyat.
Tapi emm... semoga saja aku salah. Semoga yang dikatakan Pemerintah benar, kita harus yakin bahwa utang segunung itu pasti mampu kita lunasi (kayaknya sih, gak tahu berapa tahun).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H