"Sebelum rapat dimulai kami mohon bapak mantan kaprodi untuk ke depan, duduk di sebelah saya," kata Kaprodi baru.
Aku beranjak ke kursi yang disiapkan. Ada dua, untuk kaprodi lama dan baru. Ketika aku diminta memberi sambutan, aku hanya memberikan ucapan selamat dan harapan agar prodi semakin maju.
"Mari kita dukung pejabat baru, dan insyaallah kita masih bersama, entah sampai kapan," kataku mengakhiri sambutan singkat.
Rapat dimulai dan semua dosen mendapat mata kuliah yang diampunya. Masih belum tampak perbedaan antara dosen tetap dan dosen tidak tetap.
"Bagaimana Cak?" tanya teman dosen yang sama-sama terdampak kebijakan itu.
"Tetap dosen," jawabku sambil tersenyum.
"Ya, meskipun tak lagi dosen tetap, yang penting tetap dosen," tegasnya.
"Sekali dosen, tetap dosen."
Begitulah. Sampai kisah ini ditulis aku masih mengajar di perguruan tinggi swasta itu. Aku masih dosen. Aku tetap dosen.
                   Mojokerto, 14 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H