Keluarga merupakan impian dari setiap insan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama. Anak menjadi karunia harapan keduanya, namun apa jadinya jika memutuskan untuk tidak memiliki anak? Mari kita bahas bersama..
Anak adalah salah satu dari sekian banyak keinginan kita sebagai orangtua untuk dapat memilikinya, yang umumnya diharapkan menjadi penerus dan pengurus kita saat tua senja, keberadaanya yang memberikan semangat pada setiap langkah rekasa dan usaha.
Namun saat pasangan memutuskan untuk ChildFree apakah hal tersebut ideal untuk rumah tangga? Kembali lagi pada keadaan setiap rumah tangga. Banyak dari pasangan yang memilih ChildFree karena alasan kecantikan dan kesibukan.Â
Apa keterkaitannya? Saat pasangan memiliki anak disitulah mental kita sebagai orangtua dimulai, mendengar tangisannya, bersabar atas lelah mengurusnya, membersihkan kotorannya, memaklumi segala tingkahnya, dan masih banyak lagi.
Hal tersebut yang memicu stress pada orangtua, kemudian secara ilmiah memang akan berdampak pada munculnya suasana negatif pada tubuh yang efeknya dapat menyerang sistem kekebalan tubuh juga bisa berpengaruh pada respon hormonal ke antioksidan.Â
Antioksidan adalah senyawa yang memiliki fungsi untuk memerangi efek negatif radikal bebas. Itu bisa melindungi kulit ketika terpapar sinar matahari berlebihan, oleh karenanya jika tubuh kekurangan antioksidan maka permasalahan kulit seperti jerawat, keriput dan yang lain otomatis akan muncul. Begitulah salah satu alasan dari para penganut ChildFree.
Ada lagi alasan karena kesibukan, diantara mereka memandang suatu kesibukan dalam hal ini bekerja merupakan tujuan utama dari pernikahan, kalau tidak bekerja lalu makan apa? Bagaimana mencukupi kehidupan keduanya? Apakah akan bahagia hidup tanpa uang? Biaya dikehidupan sekitar ia tinggal cukup tinggi bila mempunyai anak akan sangat merepotkan dan menguras keuangan. Begitulah ujar para penganut ChildFree.
Kehidupan memang kejam dan keras, kehidupan memang mahal, kehidupan memang membutuhkan biaya, namun kehidupan memerlukan kebahagiaan dan keharmonisan, salah satu esensi terpenting dari pernikahan adalah ketika orangtua berjuang dengan keras untuk memenuhi nafkah bagi keluarganya, terutama anak.Â
Untuk apa kita kerja keras namun hanya kita kita juga yang menikmati? Harta yang kita kumpulkan akan diberi kepada siapa saat kita sudah mati? Siapa yang mengurus kita kelak saat kita sudah tua? Jawabannya adalah anak. Tidak mungkin kita akan merepotkan saudara atau bahkan tetangga.
Anak merupakan investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya, keberadaanya adalah karunia dan kepercayaan dari sang maha pencipta, lalu kenapa masih tidak ingin memiliki anak?
Masih ada beberapa alasan yang membuat pasangan memilih untuk ChildFree, yaitu kemandulan dan kesehatan, mungkin akan saya bahas sedikit yang masalah kesehatan, karena yang kemandulan sudah umum kita ketahui bersama bahwasannya tidak berfungsinya organ reproduksi wanita ataupun pria sehingga menyebabkan kemandulan. Sedikit akan saya jabarkan tentang alasan kesehatan.
Penganut ChildFree beranggapan bahwa dirinya yang sekarang memiliki kekurangan dalam hal fisik, psikis maupun kesehatan yang sifatnya genetik, yang mana hal tersebut menjadi alasan bahwasanya ia tidak ingin mewarisi penyakit keturunan pada anaknya, cukup sampai pada dirinya saja, dan ia ingin menyudahi keberlanjutan penyakit keturunan itu. Karena baginya bila ia tetap melanjutkan adanya keturunan maka ia tidak kuat hati pada anak keturunannya bila harus memiliki penyakit yang sama.
Begitulah sedikit penjabaran yang saya sampaikan terhadap penganut ChildFree, pada dasarnya tujuan pernikahan adalah sebuah kebahagian dan kerelaan menerima kesusahan bersama sama, setiap pasangan memiliki pandangannya masing masing, setiap pilihan pasti ada konsekuensinya, bila ia memutuskan untuk ChildFree maka kebahagiaan keturunan kandung tidak akan ia dapatkan kecuali adopsi, keberlanjutan keturunan sedarah akan berhenti dan tidak adanya anak dimasa tua merupakan kesedihan yang mendalam. Pilihlah dengan bijak, karena yang menjalani adalah kalian, ingat Suatu hal bisa terjadi, dan yang terjadi adalah sebab dari suatu hal.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI