Mohon tunggu...
Mas Say
Mas Say Mohon Tunggu... Dosen - Pemuda Indonesia

Diskusi: Kebangsaan dan Keindonesiaan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Adu Kekuatan Koalisi Pilpres ARB, PS dan GP!

27 September 2023   21:32 Diperbarui: 27 September 2023   21:38 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak PS dan GP ibarat masih saling menunggu. Apakah pihak GP akan rela kadernya hanya menjadi Bacawapres?. Sebagai tanda untuk memenuhi janji atas kesepakatan batu tulis sejak 2008 yang tertunda. Mengingat dan tampak mengkonfirmasi Presiden dalam kapasitas personal kader PDIP lebih condong ke PS, apakah indikasi dan tolak ukur tersebut akan terealisasi bersatunya PS dan GP?.

Jika meminjam bahasa dari Bentham adanya "....despotisme atau kekuasaan sewenang-wenang" (hal.161). Hal ini Penulis analisa dari buku terjemahan yang berjudul "Politik Muka Dua" dari David Runciman dalam "Topeng Kekuasaan Dari Hobbes Hingga Orwell". 

Jauh lebih detail jika Benjamin Disraeli yaitu adanya "....tindakan oportunisme politik" (hal.191). Dalam konteks kekuasaan akan menjadi bahaya jika digunakan tidak dan bukan pada tupoksi kinerja, maka dapat menimbulkan kegoncangan politik. Kader Parpol harus dibedakan dengan kader bangsa pasca resmi menjabat sebagai pemimpin. Politik masih dinamis. Apa pun itu masih bisa terjadi. Akan seperti apa?.

Bacapres 2024

ARB dan AMI oleh Nasdem, PKB dan PKS. Syarat minimal koalisi adalah 115 kursi atau 20% PT (Pasal 222 UU Pemilu). Dikuatkan Putusan MK sebanyak 27 kali. Mereka sudah memenuhi syarat dengan 167 kursi. 

Mereka diberikan nama dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Koalisi ini resmi menjadi pasangan Bacapres (ARB) dan Bacawapres (AMI) pada 2 September 2023. Koalisi ini menjadi yang pertama dan paling cepat. Dinamika lebih cair. Walaupun didahului akrobatik Demokrat pada KPP tersebut keluar koalisi.

PS oleh Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN. Sudah memenuhi syarat dengan 261 kursi. Dinamika nama koalisi dari awalnya KKIR saat masih dengan PKB. KIB (Golkar dan PAN) ikut melebur menjadi Koalisi Kebangsaan. Pasca PPP keluar. Pada akhirnya gabung dan menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIB) seiring PKB resmi keluar. PS masih menggodok sejumah nama untuk menjadi Bacawapres. Dinamika akan lebih kompleks. Koalisi paling gemuk diantara koalisi lainnya. Apakah GP atau RK terpilih sebagai Bacawapres?.

GP oleh PDIP dan PPP. Sudah memenuhi syarat dengan 147 kursi. Mereka belum menentukan nama koalisi. GP juga belum menentukan soal nama Bacawapres. Walaupun PDIP merupakan satu-satunya Parpol yang memiliki tiket soal pencapresan tanpa berkoalisi, akan tetapi dinamika internal tampak lebih bersifat komando. Biasanya pada detik-detik akhir mendekati pendaftaran baru menentukan pemilihan soal nama. Apakah Prof MMD atau Gubernur Jatim terpilih sebagai Bacawapres?.

Peta Kekuatan

ARB dan AMI. Belum ada Parpol non parlemen yang resmi menjadi pendukung. Kalau dilihat sampai sekarang koalisi ini paling kecil. Kekuatan besar yang diandalkan salah satunya adalah figur dan penokohan dari Bacapres. Ibarat analogi dari Pilpres tahun 2004 penokohan SBY yang hanya didukung PBB dan PKPI bisa menang. Arus penokohan figur menjadi titik kekuatan. Dianggap dapat menutup semuanya. Apalagi sentral dan representatif tunggal dari luar pemerintah.

Bagi pihak PS sudah didukung oleh Parpol non parlemen yaitu PBB, Gelora, dan Garuda. Adapun PSI walaupun belum deklarasi resmi tampaknya akan ikut gabung. Mengingat sudah sering ada kegiatan dan faktor kedekatan bersama koalisi ini. GP sudah didukung oleh Parpol non parlemen yaitu Hanura dan Perindo. Walaupun belum ada penentuan Bacawapres. Koalisi ini sudah menentukan ketua Tim Pemenangan Nasional yaitu Ketua KADIN dan wakilnya mantan panglima TNI Andika Perkasa padatanggal 4 September 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun