Wilayah Gunungkidul, Yogyakarta. Dulu terkenal sebagai daerah tandus. Â Curah hujan sangat rendah.
Tanaman yang dapat beradaptasi hanya singkong dan pohon jati. Sumber daya alam yang membantu penduduk Gunungkidul bertahan hidup.
Singkong yang sudah tua. Dipanen dan diolah menjadi gaplek. Gaplek inilah yang menjadi bahan baku utama thiwul. Makanan pokok penduduk.
Pohon jati disamping bernilai ekonomis tinggi. Pada saat musim kemarau juga menyokong kehidupan masyarakat. Tambahan gizi alami.
Sudah berpuluh-puluh tahun. Masyarakat Gunungkidul mengkonsumsi belalang kayu. Bahkan juga ulat pohon jati.
Ekstrim? Orang luar Gunungkidul pasti menilainya begitu. Tapi tidak bagi penduduk Gunungkidul. Biasa saja. Seperti orang Thailand atau Tiongkok yang suka mengkonsumsi serangga.
Jadi kalau sekarang banyak orang mencoba mencicipi olahan belalang kayu. Ketika berwisata ke Gunungkidul. Kami sudah sejak kecil akrab dengan makanan ekatrim itu.
Memakan Daun Jati
Setiap penduduk dipastikan mempunyai tanaman pohon jati. Baik di pekarangan rumah atau di ladang. Â
Di pohon jati inilah banyak belalang kayu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Mereka memakan daun jati muda. Ulat juga suka dengan daun jati.
Datangnya musim kemarau. Bisa dibilang membawa berkah tersendiri. Pasalnya pada musim kemarau, terutama di pagi hari, belalang kayu mudah ditangkap.
Dengan menggunakan galah panjang. Penduduk 'nggepyoki' belalang yang ada di ranting-ranting. Karena kondisi dingin. Belalang tidak bisa terbang. Jatuh ke tanah.
Demikian pula ulat daun jati. Apabila sudah saatnya melakukan metamorfosis. Ulat-ulat tersebut akan turun ke tanah. Bersembunyi di bawah daun-daun jati kering.
Sebelum jadi kepompong. Pada kondisi perut ulat 'bersih'. Masyarakat memanen untuk konsumsi harian. Sebagai pemenuhan kebutuhan protein.
Olahan Sederhana yang Gurih
Oleh penduduk. Belalang atau ulat jati yang sudah terkumpul. Diolah secara sederhana.Â
Sayap-sayap belalang dilepaskan. Isi perut dibuang dengan cara memotong bagian perut. Setelah itu dicuci bersih.
Pada umumnya belalang diolah dengan cara digoreng. Apabila mau sedikit capek bisa dibuat abon. Dengan cara ditumbuk bagian tubuhnya.
Untuk olahan belalang goreng. Bumbunya hanya bawang merah, cabe, garam dan kecap. Dijamin maknyus. Gurih.
Untuk ulat jati. Selain digoreng dengan bumbu yang sama saat mengolah belalang. Ulat jati biasanya dimasak menjadi pepes dengan bungkus daun pisang.Â
Resep spesialnya bukan memakai daun kemangi. Akan tetapi menggunakan daun asem Jawa muda. Perpaduan daun asem muda dan ulat jati begitu sensasional.
Berani coba?
Jkt, 020921
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H