Di pohon jati inilah banyak belalang kayu yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Mereka memakan daun jati muda. Ulat juga suka dengan daun jati.
Datangnya musim kemarau. Bisa dibilang membawa berkah tersendiri. Pasalnya pada musim kemarau, terutama di pagi hari, belalang kayu mudah ditangkap.
Dengan menggunakan galah panjang. Penduduk 'nggepyoki' belalang yang ada di ranting-ranting. Karena kondisi dingin. Belalang tidak bisa terbang. Jatuh ke tanah.
Demikian pula ulat daun jati. Apabila sudah saatnya melakukan metamorfosis. Ulat-ulat tersebut akan turun ke tanah. Bersembunyi di bawah daun-daun jati kering.
Sebelum jadi kepompong. Pada kondisi perut ulat 'bersih'. Masyarakat memanen untuk konsumsi harian. Sebagai pemenuhan kebutuhan protein.
Olahan Sederhana yang Gurih
Oleh penduduk. Belalang atau ulat jati yang sudah terkumpul. Diolah secara sederhana.Â
Sayap-sayap belalang dilepaskan. Isi perut dibuang dengan cara memotong bagian perut. Setelah itu dicuci bersih.
Pada umumnya belalang diolah dengan cara digoreng. Apabila mau sedikit capek bisa dibuat abon. Dengan cara ditumbuk bagian tubuhnya.
Untuk olahan belalang goreng. Bumbunya hanya bawang merah, cabe, garam dan kecap. Dijamin maknyus. Gurih.