Mengapa Bisa Terjadi?
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya burnout syndrome. Masing-masing faktor bisa berdiri sendiri atau menyerang secara bersamaan.
Burnout syndrome paling banyak disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang sangat tinggi. Maka bisa dipahami. Ketika angka penularan covid-19 mencapai 50 ribu per hari. Banyak nakes yang mengalami burnout syndrome.
Pada saat yang bersamaan. Masih banyak masyarakat yang abai terhadap penerapan protokol kesehatan. Masih banyak anggota masyarakat dengan 'segala cara' mencoba mengabaikan PPKM Darurat.
Tidak sedikit pula anggota keluarga pasien covid-19 melakukan bullying dan penganiayaan terhadap nakes yang sedang menjalankan tugasnya.
Akibatnya para nakes merasa pekerjaannya sia-sia. Tidak dihargai oleh orang lain. Sehingga memberikan tekanan batin tersendiri.
Sudah barang tentu. Kondisi yang demikian secara tidak langsung lingkungan kerja memberikan tekanan berlebih.
Apalagi jenis pekerjaan mereka tergolong monoton. Hanya itu-itu saja yang dikerjakan. Tidak ada variasinya.
Cara Mengatasi
Berikut tip yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout syndrome. Sedapat mungkin dilakukan secara simultan.
- Ubah persepsi. Rubah cara pandang terhadap pekerjaan. Bahwasanya pekerjaannya berguna bagi orang banyak. Berpikir positif bahwa lebih banyak orang yang mendukungnya daripada yang mengabaikan.
- Bicara dengan orang lain. Bisa atasan atau tekan sejawat. Dengan demikian mereka dapat membuka wawasan dan saling mendukung. Menarik diri dari bersosialisasi dengan orang lain. Hanya akan semakin memperparah kondisinya.
- Bila memungkinkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat dan tidur akan mengembalikan tubuh dan pikiran kembali segar. Akan lebih baik jika dibarengi dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.