Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Bengal

22 Juni 2021   20:12 Diperbarui: 22 Juni 2021   20:33 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku jadi merasa kasihan. Seperti para tetangga lainnya. Kami sudah mencapnya sebagai perempuan bengal.

Perempuan itu baru seminggu ini tinggal di kampung kami. Mengontrak rumahnya bang Mamat.

Setiap selepas Isya'. Dia keluar rumah. Meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil. 

Sebenernya dandanannya tidak menyolok. Biasa saja. Pakaiannya masih sopan. Riasan wajahnya juga sekedarnya saja. Tanpa gincu.

Cap sebagai perempuan bengal. Gegara istri salah seorang tetangga. Entah kenapa dia menghembuskan isu panas itu.

"Apa namanya kalau bukan perempuan bengal. Setiap malam keluar rumab?"

Ibu-ibu yang lain pun mengamini. Tanpa mengecek kebenarannya. Mereka mengikuti arus yang berhembus saja.

Sebenarnya. Ada juga beberapa ibu yang tidak sependapat.

"Masasi. Penampilannya kan biasa saja." tanyanya.

"Orangnya juga ramah." yang lain menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun