Tapi untuk menjaga saling percaya tersebut ada hal unik yang dilakukan oleh tukang air. Saya baru menyadarinya.
Setiap habis isi gentong air dia mencatat berapa pikul yang diisikan. Tidak dicatat di buku kecil seperti tujang kredit keliling. Tidak pula ditulis di gawai. Tapi di balik pintu dapur.
Ya di daun pintu dapur. Dia sudah menyiapkan kapur tulis. Begitu isi air dia akan mencatatnya. Dalam sebuah catatan tabulasi. Ingat kan kalau KPPS menghitung hasil pemilu?
Sebuah metode pencatatan generasi kolonial. Tidak usah njlimet tapi akurat. Setiap batang tabulasi mewakili sepikul air. Kalau mengisinya hanya satu jerigen dia akan menandai dengan angka setengah.
Akhir bulan tinggal kalkulasi. Kalikan harga per pikul air. Bayar. Beres!
Jkt, 040421
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI