Wajar kalau kemudian secara naluriah masyarakat Gunungkidul memanfaatkannya sebagai sumber pangan. Tentu pengetahuannya tidak sampai di situ. Mereka tahunya mengkonsumsi untuk menemani makan nasi thiwul.
Saat ini bahkan belalang menjadi komoditas ekonomi yang menopang banyak perekonomian keluarga di Gunungkidul. Mengetahui ada nilai ekonomisnya banyak warga yang setiap hari memburu belalang.
Peralatan yang diperlukan cukup sederhana, galah dari bambu dan lem. Paling mudah menangkap belalang pada pagi hari ketika belelang masih bermalas-malasan di dahan pohon. Pada suang hari belalang akan terbang kesana-kemari memakan daun-daunan.
Cara Pengolahan Belalang Goreng
Untuk mengolah belalang kayu menjadi santapan yang lezat cukup mudah. Tidak ribet.
Belalang hasil tangkapan lepaskan sayap-sayapnya. Buang kotoran dalam perut belalang dengan memisahkan kepalanya. Potong usus yang mengandung kotoran. Selanjutnya cuci bersih.
Uleg bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, merica, garam dan cabe. Goreng bumbu dalam wajan. Setelah tercium bau wangi bawang masukkan belalang. Bolak-balik sampai belalang berubah warna kehitaman. Boleh ditambahkan kecap.
Belalang siap disajikan.
Saat ini kalau Kompasuaners berwisata ke Gunungkidul di sepanjang jalan dijajakan belalang yang masih mentah atau siap saji. Bahkan di pasaran sekarang sudah bisa dipesan belalang goreng secara online.
Begitulah kami sejak dari kecil memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh terutama protein. Daging dan telur harganya selangit? No way!