Lima tahun belakangan ini marak pemberitaan makanan ekstrim khas Gunungkidul: belalang goreng.
Televisi, radio tidak ketinggalan medsos tidak henti-hentinya mengulas olahan belalang kayu. Digoreng atau dibuat abon. Maknyus.
Bagi yang belum pernah mencoba mengkonsumsi olahan belalang menyebutnya sebagai makanan ekstrim. Lain halnya kalau di Thailand atau Tiongkok memakannya sebagai hal yang biasa.
Belalang kayu, biasanya berwarna coklat, hidup di dahan-dahan pohon jati, akasia, turi dan kelapa yang banyak tumbuh di daerah Gunungkidul, Jogja.
Makanan ini menjadi terkenal seiring semakin majunya sektor pariwisata di Gunungkidul. Tahun 60an daerah ini terkenal sebagai daerah yang tandus.Â
Tempat wisata yang terkenal saat ini antara lain gunung purba Nglanggran, gua Pindul dan bukit Seribu Bintang serta pantai Indrayanti.Â
Tanaman yang mampu tumbuh hanya tanaman keras seperti pohon jati dan akasia. Tanaman pangan yang dibudidayakan penduduk adalah singkong. Tumbuhan inilah yang menjadi bahan baku nasi thiwul.
Belalang sebagai Sumber Protein
Menurut peneltian belalang mempunyai kandungan protein yang tinggi. Nutrisi lainnya adalah kalsium, maghnesium, zinc dan vitamin. Pada belalang terdapat vitamin A, B, C dan E.