Harus disadari dari awal bahwasanya urusan bisnis beda dengan pertemanan. Dunia bisnis menuntut kejelasan, jauh dari sikap-sikap mentolerir ketidakpastian.
Dalam hubungan persahabatan masih dimungkinkan sikap memahami keadaan teman. Seandainya teman tiba-tiba membatalkan janji karena ada urusan keluarga yang mendadak, sebagai teman kita masih bisq maklum. Tidak demikian dalam hal urusan bisnis.Â
Jadi dari awal ketika berniat membangun usaha bersama harus membuat komitmen. Selanjutnya pegang teguh dan jalankan komitmen secara bertanggung jawab.
Kedua, saling terbuka.
Layaknya hubungan pertemanan yang langgeng butuh keterbukaan. Demikian pula dalam hubungan bisnis harus terbuka.
Setiap pihak yang terlibat dalam kongsi harus mengetahui luar dalam kondisi usaha. Hal paling sensitif adalah masalah keuangan. Ingat pepatah mengatakan uang tidak mengenal teman.
Berapa pendapatan dan pengeluaran biaya perusahaan semua harus tahu. Berapa besarnya keuntungan masing-masing harus jelas. Pada umumnya di sinilah letak langgeng atau mundurnya usaha bersama.
Ketiga, membagi peran.
Saling mengandalkan adalah awal rusaknya bisnis yang dibangun bersama teman. Untuk itu pembagian peran harus dibuat sejak awal. Sehingga tidak ada saling iri dalam hal mengerjakan tugas-tugas perusahaan.
Siapa yang harus menemui klien atau siapa yang mengontrol kualitas produk, misalnya harus jelas. Tidak boleh saling tunjuk atau saling menyuruh.
Kalaulah tiga hal ini dapat dijalankan besar kemungkinan bisnis dengan teman akan berjalan lancar, mulus dan semakin mempererat tali persahabatan.