Jangan berbisnis dengan teman. Tidak ada teman dalam bisnis. Hati-hati berbisnis dengan teman. Begitu nasehat para Kompasianer menyikapi topik pilihan admin tentang bisnis dengan teman.
Sebegitu gawatkah perkongsian dengan teman?
Fakta memang banyak yang menunjukkan adanya pecah kongsi. Bahkan tidak sedikit pertemanan retak atau hancur gegara membangun bisnis bersama.
Awalnya persahabatan yang kental kemudian timbul ide untuk berbisnis bersama. Dalam benak mereka jalannya persekutuan bisnis akan seiring sejalan dengan eratnya persahabatan.Â
Kesalahan yang sering terjadi sehingga menimbulkan hancurnya bisnis adalah rasa ewuh pakewuh dan saling mengandalkan.Â
Rasa segan untuk menegur ketika teman melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaaan. Misalkan rekan bisnis terlambat ngantor atau menunda pekerjaan terus didiamkan saja. Contoh kecil ini jelas tidak sejalan dengan perilaku pebisnis.
Tiga Hal yang Harus DiperhatikanÂ
Untuk menghindari perpecahan kongsi atau bahkan hancurnya bisnis berikut tiga hal yang harus diperhatikan.
Satu, pegang komitmen.
Harus disadari dari awal bahwasanya urusan bisnis beda dengan pertemanan. Dunia bisnis menuntut kejelasan, jauh dari sikap-sikap mentolerir ketidakpastian.
Dalam hubungan persahabatan masih dimungkinkan sikap memahami keadaan teman. Seandainya teman tiba-tiba membatalkan janji karena ada urusan keluarga yang mendadak, sebagai teman kita masih bisq maklum. Tidak demikian dalam hal urusan bisnis.Â
Jadi dari awal ketika berniat membangun usaha bersama harus membuat komitmen. Selanjutnya pegang teguh dan jalankan komitmen secara bertanggung jawab.
Kedua, saling terbuka.
Layaknya hubungan pertemanan yang langgeng butuh keterbukaan. Demikian pula dalam hubungan bisnis harus terbuka.
Setiap pihak yang terlibat dalam kongsi harus mengetahui luar dalam kondisi usaha. Hal paling sensitif adalah masalah keuangan. Ingat pepatah mengatakan uang tidak mengenal teman.
Berapa pendapatan dan pengeluaran biaya perusahaan semua harus tahu. Berapa besarnya keuntungan masing-masing harus jelas. Pada umumnya di sinilah letak langgeng atau mundurnya usaha bersama.
Ketiga, membagi peran.
Saling mengandalkan adalah awal rusaknya bisnis yang dibangun bersama teman. Untuk itu pembagian peran harus dibuat sejak awal. Sehingga tidak ada saling iri dalam hal mengerjakan tugas-tugas perusahaan.
Siapa yang harus menemui klien atau siapa yang mengontrol kualitas produk, misalnya harus jelas. Tidak boleh saling tunjuk atau saling menyuruh.
Kalaulah tiga hal ini dapat dijalankan besar kemungkinan bisnis dengan teman akan berjalan lancar, mulus dan semakin mempererat tali persahabatan.
Semoga!
Jkt, 260121
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H