Ula selalu mengingat pesan orang tuanya. Berbeda dengan Bela yang suka mengabaikan keselamatan dirinya. Gegara Bela merasa bisa lari cepat dengan melentingkan tubuhnya dengan pijakan dua kakinya yang besar dan panjang.
"Ula lihat. Aku bisa lari secepat kilat." katanya sambil memamerkan keahliannya melompat dari satu ranting ke ranting yang lain.
"Hebat kamu Bela."
"Iyalah. Aku kan keturuanan belalang." katanya membanggakan dirinya sendiri.
"Tapi kamu tetap harus hati-hati. Burung juga bisa menyambar mangsanya dengan cepat."
"Nyante aja."
Tetiba sekawanan burung kutilang datang. Hinggap di pohon jambu tempat Bela dan Ula sedang mencari makan.Â
Menyadari adanya bahaya Ula ingat pesannorang tuanya. Secepatnya dia bersembunyi di balik daun. Diam tidak bergerak. Matanya waspada melihat birung-burung yang celingukan mencari mangsa.
Hap. Seekor burung kutilang cepat menyambar Bela. Dengan ketakutan Bela berusaha melarikan diri. Sayang paruh burung sempat menyambar kakinya. Bela berontak berisaha melepaskan dirinya. Dengan terpaksa dia melepaskan salah satu kaki belakangnya. Ketika burung lengah karena sedang malan kaki belakangnya, Bela melenting jauh dan bersembunyi.
"Bela, kamu di mana?" tanya Ula pelan mencari temannya ketika kawanan burung kutilang telah pergin
"Aku di balik dahan besar, Ula."