Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Merancang Literasi Digital di Sekolah pada Masa Pandemi

31 Desember 2020   20:26 Diperbarui: 31 Desember 2020   20:27 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum bisa dipastikan kapan pandemi covid-19 berakhir. Kasus penularannya masih sangat tinggi. Bahkan per 31 Desember 2020 tambahan kasus harian mencapai  8.074 pasien. Total kasus telah mencapai angka di atas 835 ribu orang. Masyarakat  masih menunggu diadakannya vaksinasi nasional sebagai upaya pencegahan dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

 Wacana sekolah tatap muka pun kembali harus dikaji secara cermat. Pemerintah melalui Kemdikbud menyerahkan kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah daerah untuk membuka sekolah. Dibuka atau tidaknya sekolah tatap muka tergantung ijin orang tua siswa. Sejauh ini masih aada dua kubu yang sama kuat. Sebagian mengijinkan sekolah tatp muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Sementara sebagian yang lainnya belum bisa merelakan anaknya masuk sekolah.

Sembari menanti datangnya vaksin untuk seluruh warga masyarakat kita siapkan saja perangkat pembelajaran di tahun 2021. Dengan asumsi sekolah masih menerapkan Belajar dari Rumah kita rancang pembelajaran yang menyenangkan bagi para siswa. 

Harus diakui delapan bulan belajar dari rumah sesungguhnya siswa sudah mengalami kejenuhan tingkat tinggi. Semangat muda dan vitalitas tinggi yang biasanya disalurkan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan diri, semisal dengan kegiatan ekstra kurikuler, terhenti sama sekali. Setiap hari hanya bertemu dengan anggota keluarga. Ketemu teman-teman hanya sebatas secara virtual.

Gerakan Literasi Nasional

kajianpustaka.com
kajianpustaka.com

Sejak tahun 2016 pemerintah melalui Kemdikbud sudah mengeluarkan kebijakan Gerakan Literasi Nasional. Gerakan ini bertujuan untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat). 

Gerakan Literasi Nasional meliputi Literasi Dasar (membaca, menulis dan berhitung), Literasi Perpustakaan (memahami karya tulis), Literasi Media (memahami berbagai bentuk dan penggunaan media) dan Literasi Teknologi (memahami dan menginterpretasi suatu informasi).

Implementasi Gerakan Literasi Nasional salah satunya adalah Gerakan Literasi Digital. Literasi digital adalah kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, belajar, bersikap kritis, kreatif dan inspiratif sebagai kemampuan digital.

Maka sejak tahun 2017 sekolah-sekolah melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah. Pada umumnya masih sebatas litarasi dasar dan sebagian sekolah yang telah maju menerapkan literasi teknologi. Pelaksanaan di lapangan banyak variasinya. Para siswa diwajibkan membaca buku tertentu kemudian membuat sinopsisnya. Sekolah melaksanakan lomba menulis puisi atau cerpen pada momen Hardiknas atau Bulan Bahasa. Mengadakan pojok baca atau majalah dinding.

Sekolah pun mengadakan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan gerakan literasi sekolah. Seorang guru, biasanya guru Bahasa Indonesia, ditunjuk sebagai koordinator gerakan litarasi sekolah. Beberapa guru diikutkan dalam pelatihan penulisan dan pengelolaan bahan literasi sekoah.

Seiring datangnya pandemi covid-19 Gerakan Literasi Sekolah seakan hidup enggan mati tak mau. 

Merancang Gerakan Literasi Digital

qureta.com
qureta.com

Oleh sebab sekolah masih akan berlangsung secara online maka sepantaskan kita tetap menjalankan gerakan literasi sekolah. Hanya saja disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang sedang Belajar dari Rumah. Maka saya mengusulkan untuk melaksanakan Literasi Digital di sekolah. Hal ini juga memperhatikan saat ini para siswa sudah begitu akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan boleh tetap sama dengan literasi sekolah yang selama ini dijalankan. Hanya saja formatnya diubah menjadi digital. Apa saja?

Pertama, gerakan membaca.

Kalau selama ini siswa diwajibkan membaca beberapa judul buku secara fisik.Sudah saatnya siswa diarahkan untuk membaca buku digital (e-book). Teruskan saja tugas membuat sinopsis. Hanya saja dibuat secara digital misalkan yang sederhana dengan menggunakan ppt.

Kedua, gerakan menulis.

Penugasan siswa untuk membuat sinopsis akan lebih baik kita dorong untuk memberanikan diri menulis. Hasil tulisan bisa diuploud di medsos masing-masing siswa, web sekolah atau blog. Sangat inspiratif yang telah dilakukan oleh Kompasiana dengan mengadakan blog competition bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah/kuliah dan diuploud di Kompasiana.

Ketiga, membuat video.

Aplikasi video semacam Tik Tok, Kin Master, Viva Video atau Video Shop misalnya sudah akrab bagi para siswa. Akan lebih baik kalau kemampuan para sisa ini kita arahkan untuk mengerjakan tugas-tugas literasi sekolah. Bisa saja secara kelompok siswa ditugaskan membuat video pertunjukan atau pembacaan puisi dari buku-buku yang sudah dibaca siswa. 

Belajar dari beberapa rekan guru yang menugaskan siswa untuk membuat video senam oleh guru olahraga atau guru prakarya yang menugaskan siswanya praktek membuat barang kerajinan. Selama proses pengerjaan harus divideokan. Siswa ada yang bertugas membuat skenario, sementara siswa yang lainnya menarasikan.

Demikian sekedar pemikiran untuk tetap melaksanakan gerakan literasi sekolah. Mengingat masih dalam masa pandemi maka seyogyanya semua dikerjakan secara digital. 

Salam literasi!

Jkt, 311220

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun