Sekolah pun mengadakan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan gerakan literasi sekolah. Seorang guru, biasanya guru Bahasa Indonesia, ditunjuk sebagai koordinator gerakan litarasi sekolah. Beberapa guru diikutkan dalam pelatihan penulisan dan pengelolaan bahan literasi sekoah.
Seiring datangnya pandemi covid-19 Gerakan Literasi Sekolah seakan hidup enggan mati tak mau.Â
Merancang Gerakan Literasi Digital
Oleh sebab sekolah masih akan berlangsung secara online maka sepantaskan kita tetap menjalankan gerakan literasi sekolah. Hanya saja disesuaikan dengan kondisi di lapangan yang sedang Belajar dari Rumah. Maka saya mengusulkan untuk melaksanakan Literasi Digital di sekolah. Hal ini juga memperhatikan saat ini para siswa sudah begitu akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Kegiatan boleh tetap sama dengan literasi sekolah yang selama ini dijalankan. Hanya saja formatnya diubah menjadi digital. Apa saja?
Pertama, gerakan membaca.
Kalau selama ini siswa diwajibkan membaca beberapa judul buku secara fisik.Sudah saatnya siswa diarahkan untuk membaca buku digital (e-book). Teruskan saja tugas membuat sinopsis. Hanya saja dibuat secara digital misalkan yang sederhana dengan menggunakan ppt.
Kedua, gerakan menulis.
Penugasan siswa untuk membuat sinopsis akan lebih baik kita dorong untuk memberanikan diri menulis. Hasil tulisan bisa diuploud di medsos masing-masing siswa, web sekolah atau blog. Sangat inspiratif yang telah dilakukan oleh Kompasiana dengan mengadakan blog competition bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah/kuliah dan diuploud di Kompasiana.
Ketiga, membuat video.