Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sofyan Hidayat, Teladan Hidup tentang Kepatuhan dan Kesalehan Sosial

21 November 2020   20:45 Diperbarui: 22 November 2020   21:39 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa senangnya setahun setelah peenikahannya lahirnya anak laki-laki pertamanya, Muhammad Ammar al Fathir. Nama anaknya sekarang menjadi papan nama tempat usahanya Ammar al Fathir menggantikan nama sebelumnya, pangkas rambut Hidayah.

Kelahiran anak pertamanya kembali membuat dirinya harus banyak berada di kampung. Menemani istri dan anaknya. Bahkan kali ini dia harus meliburkan usahanya hampir 3 bulan.

Untunglah pelanggan setianya tetap menyambut kedatangannya kemudian dengan tetap memperrcayakan merapikan rambut mereka. Usaha pangkas rambutnya tetap berjalan maju.

Untung tak dapat diraih, rugi tak dapat ditolak. Begitulah lika-liku usaha pangkas rambut yang dikelolanya.

Gegara Pandemi Covid-19

DokPri
DokPri

Tanpa disangka-sangka datanglah musibah yang melanda seluruh dunia, pandemi cocid-19. Akibat penerapan PSBB usahanya mencapai titik nadir. Hampir tiga bulan sama sekali tidak ada pelanggan yang datang.

Bukan hanya dirinya bahkan hampir semua sektor usaha lumpuh. Bahkan kakak iparnya sendiri menyerah. Dia memutuskan untuk berhenti menjadi tukang cukur dan hidup bertani di kampung.

Sofyan Hidayat tidak mau menyerah. Dia punya keyakinan keadaan pasti akan pulih kembali. Maka dengan tetap sabar dia membuka kembali usaha ketika pemerintah melonggarkan PSBB.

Dia melayani dengan sepenuh hati satu atau dua pelanggannya yang datang. Dia tetap tersenyum ramah. Dia tetap melantunkan shalawatan ketika pelanggan anak-anak yang datang. Sesekali dia cerita tentang games yang baru ngetrend.

Tarif yang sebetulnya Rp.15 ribu untuk anak-anak dan 18 ribu rupiah untuk orang dewasa tidak dipatok secara kaku. Dia menyesuaikan kondisi keuangan pelanggannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun