Dengan diiringi restu emak dia melangkah dengan mantab. Sang kakak ipar pun berjanji akan membimbingnya supaya menjadi seorang tukang cukur yang sukses.
Kakak iparnya termasuk tukang cukur yang terbilang sukses. Menyewa tempat usaha yang strategis menjadi modal utama kesuksesannya. Dia jeli melihat daerah yang padat penduduknya. Dari sanalah dia mengharapkan pelanggannya berdatangan.
Dengan sentuhan keramahtamahan dan hasil pekerjaan yang memuaskan membuat pelanggannya selalu kembali meminta jasanya. Inilah yang ditularkan oleh kakak iparnya.
Sebulan magang dengan sang kakak ipar dia dilepas untuk mandiri. Berkat bantuan kakak iparnya dia mengontrak sebuah bangunan ruko sederhana. Sekali lagi, yang dilihat bukan bangunannya tetapi banyaknya pelanggan yang diincarnya.
Memulai Bekerja Secara Mandiri
Hari pertama memulai usaha dia kedatangan pelanggan sepasang suami istri dengan anaknya yang masih kecil. Dia berpikir lumayan dua kepala.
Ternyata pelanggan pertamanya adalah sang anak yang masih balita. Terbayang bagaimana susahnya menyukur rambut anak kecil. Belum lagi anaknya menangis yang membuatnya keluar keringat dingin.
Pengalaman baru yang kelak akan membuatnya menuju tangga kesuksesan. Ya pengalaman baru. Sewaktu magang di tempat kakak iparnya belum pernah dia menangano pelanggan anak-anak begini.
Sambil shalawatan dia dengan hati-hati sekali menyukur rambut balita pelangganna. Dibantu sang ibu yang mencoba menenangkan anaknya, maka luluslah dia dari ujian pertamanya.
"Terima kasih", katanya sambil menerima uang selembar sepuluh ribuan. Itulah tarif yang dia kenakan untuk sekali cukur bagi anak-anak.