Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kang Suto Kena Pelet Janda Kembang

20 November 2020   22:49 Diperbarui: 20 November 2020   23:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang sudah tahu. Bahwasanya Kang Suto sekarang terkenal sebagai dukun pelet pengasihan.

Maka tidaklah aneh kalau saban hari rumahnya banyak orang hilir mudik berdatangan. Ada yang ingin memikat perempuan, ada pula yang ingin menjerat laki-laki. Ada yang ingin dagangannya laris, ada juga yang ingin bosnya menyayanginya supaya diberikan jabatan yang basah. 

Bahkan ada pejabat yang ingin atasannya selalu memberinya proyek. Tidak sedikit pula calon pemimpin yang minta didoakan supaya rakyat jatuh cinta dengan pencalonannya.

Menjadi kabar besar ketika tersiar berita Kang Suto terkena pelet seorang janda kembang. Tentu menjadi berita bagus bagi seorang wartawan. Bukankah good news is bad news ?

Ibarat seseorang yang menggigit anjing, begitu pula tentang yang dialami Kang Suto kali ini. Bayangkan, seorang dukun santet terkena santet.

                                      **

Kang Suto kaget. Betapa terkejutnya dia demi melihat siapa yang datang kepadanya. Seorang wanita yang sangat dikagumi bahkan dicintainya. Sri !

Angannya mengembara ke beberapa tahun silam. Sri adalah wanita yang menjadi kekasihnya. Mereka bahkan sudah merencanakan untuk menikah. Sayang cintanya terhalang oleh orang tua Sri.

Orang tua Sri lebih memilih seorang juragan tanah daripada Kang Suto yang hanya anak seorang janda. Bahkan Suto pun bekerja sebagai buruh tani pada juragan tanah tersebut.

Kang Suto harus menerima kenyataan pahit harus merelakan Sri dinikahi oleh sang juragan yang umurnya sudah senja. Orang tua Sri lebih bangga mendapatkan menantu juragan dibandingkan seorang buruh tani.

"Kang Suto", suara lembut yang sangat dikenalnya itu membuyarkan lamunannya.

"Sri", suaranya lirih. "Gimana kabarmu?", lanjutnya.

"Ya beginilah Kang kabarku."

Sejak pernikahan itu mereka tidak pernah ketemu. Sri diboyong suaminya ke kampung sebelah. Sementara Suto merantau ke kota.

"Sudah berapa anak kamu ?"

"Belum punya anak Kang."

"Bagaimana dengan suamimu?"

"Sudah lama meninggal Kang."

Kang Suto kaget. Dia tidak tahu kalau Sri sudah lama menjadi janda kembang. Ditinggal mati suaminya tanpa mempunyai anak.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menjalari di sekujur tubuh Kang Suto. Sebuah harapan yang telah lama tertunda menjalar dalam angannya.

"Terus kenapa kamu datang ke sini ?"

"Saya mau minta tolong Kang."

"Minta tolong apa ?"

"Apa kamu naksir seorang laki-laki ?", tanya Kang Suto yang tetiba membuatnya sesak di dada. Akankah terlepas lagi harapannya ?

                                        **

Aku akan bantu kamu untuk mendapatkan laki-laki yang kamu impikan itu. Sekuat tenaga aku akan membantu membuat hatimu selalu bahagia. Aku akan mengerahkan semua kemampuan ilmuku untuk mewujudkan keinginanmu Sri, kata Kang Suto bergetar.

Aku akan membacakan mantra-mantra. Nanti aku akan kasih kode dengan menyentuh bahumu. Kalau sudah aku memberi kode kamu sebutkan nama laki-laki yang ingin kamu pelet, perintahnya. 

Sri mengangguk tanda mengerti yang diperintahkan Kang Suto. Dia memperhatikan dengan seksama ketika Kang Suto melafalkan mantra. Matanya memandang wajah Kang Suto tanpa berkedip.

"Kang Suto !", kata Sri mantap ketika Kang Suto menepuk bahunya sebagai isyarat.

Mereka terkejut. Mereka saling berpandangan. Mereka larut dalam tanya. Kenapa nama Kang Suto yang disebutkan oleh Sri ?

Jkt, 201120

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun