Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Telor Busuk

5 Oktober 2020   00:20 Diperbarui: 5 Oktober 2020   00:32 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                              **

Aku baru tersadar ketika pendaftaran bajal calon pilkada. Ternyata dia ikut mendaftar sebagai kandidat calon dalam pilkada 2020.

Jadi selama ini dia menggalang dukungan untuk dirinya sendiri bukan untukku. Sungguh permainan politik yang cantik, pikirku.

Sejarahpun tercatat pada pilkada tahun ini, istri muda memperebutkan kursi kepala daerah melawan suaminya sendiri.

Aku yang sudah malang melintang sebagai politikus merasa kecolongan dengan majunya istri mudaku sebagai kandidat dalam pilkada.

"Politik itu kotor. Politikus itu licik ya pak", tanya ketua pemenangan pilkadaku.

Aku mencoba menjelaskan kepadanya, "politik itu indah !"

"Ketiwasan pak."

"Ada apa memangnya", tanyaku.

Perempuan yang tadi melempar telor busuk ke muka bapak adalah suruhan ibu muda, dia menjelaskan setelah mendapatkan informasi dari aparat.

Wajahku memerah. Darahku memdidih samai ke ubun-ubun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun