Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana di Tengah Sawah

20 September 2020   16:08 Diperbarui: 20 September 2020   16:12 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berliku-liku di jalanan kota yang padat mereka sampai di pinggiran kota.

"Turun bang", kata Darsim sambil menyodorkan uang ongkos angkut.

Parmin bingung di mana rumah temanya kok turunnya di pinggiran sawah.

"Ayo ikuti aku", kata temannya.

Masih dalam kebingungan dia mengikuti temannya itu. Mereka berjalan di atas pematang sawah yang kiri kanannya banyak ditanami sayur-sayuran. Ada bayam, kangkung, cesim, kacang panjang bahkan beberapa tempat diselang-seling dengan singkong dan pepaya.

Di depan sebuah gubug mereka berhenti. Darsim mengeluarkan kunci dari tasnya, kemudian membuka gembok tua.

"Masuklah. Inilah istanaku di kota", katanya sambil menyilahkan Parmin masuk gubugnya.

Parmin tidak segera menjawab atau masuk ke dalam gubug. Dia terpaku bengong di depan istana di tengah sawah milik teman masa kecilnya itu.

"Tidak usah bengong. Kalo kamu mau berusaha dengan keras kamu bisa mengubah hidupmu!", tegas temannya.

"Ya", jawabnya dalam hati.

Jkt, 200920

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun