Langit mendung, angin sepoi-sepoi menemani aku minum teh nasgithel kesukaanku di balkon.Â
Entah kenapa aku terbayang kepada wanita muda yang kemarin meneduh di emperan ruko. Aku masih dapat merasakan hangat tubuhnya serta wangi rambutnya. Tatapan matanya dan senyum manisnya sungguh membuatku tidak bisa melupakannya. Sayang aku lupa minta nomor WAnya saking keasyikan ngobrol.
"Selamat sore mas", suaranya membuyarkan anganku.Â
"Soreee", kataku kaget.Â
Wanita itu sudah berdiri di depanku dengan senyumnya yang manis.
"Kaget ya", tanyanya.
"Kok bisa nyampe di sini ?", tanyaku.
"Rumah megah sebesar ini mana susah nyarinya mas. Semua orang kenal mas pula", jelasnya.
Aku terbengong, bagaimana dia bisa menemukan rumahku yang ada di pinggiran kota ini.Â
"Silahkan duduk", kataku sambil menyorongkan bangku kepadanya.