Kegiatan hari itu di mulai dengan aktivitas ibu-ibu ngalisung atau menumbuk gabah. Gabah -- gabah yang berada di Leuit atau lumbung dikeluarkan dan angkut ke Lisung untuk kemudian di tumbuk oleh ibu-ibu.Â
Alunan suara alu kayu yang menumbuk gabah-gabah tersebut di lengkapi juga dengan suara angklung dan sinden yang mengiringi aktivitas ngalisung tersebut. Gabah-gabah tersebut ditumbuk dan dipisahkan dari tangkainya untuk kemudian ditumbuk dan dipisahkan dari kulitnya guna mendapatkan bulir-bulir beras yang lalu di "tampi" menggunakan "nyiru" untuk memisahkann bulir beras dari kulit gabahnya.Â
Beras yang sudah dipisahkan kemudian di tumbuk kembali untuk benar-benar memisahkan dari gabah dan kulit arinya. Beras ini yang kemudian dimasak oleh ibu-ibu di dapur Imah gede (Panyayuran)
Setiap warga atau kolot lembur yang datang akan langsung bertemu dengan  Dukun Kasepuhan. Mereka datang menghadap dan menyerahkan atau memasrahkan diri mereka dan mewakili warganya untuk kelancaran acara Seren Taun. Pada saat yang bersamaan mereka juga menyerahkan Ponggokan atau sumbangan dari masing-masing diri atau dari lembur atau masyarakat yang mereka wakili.Â
Semua serahan ponggokan yang masuk kemudian di hitung dan setelah itu Dukun kasepuhan akan menyerahkannya kepada ketua kasepuhan atau Abah. Sementara itu diluar masyarakat di hibur oleh pertunjukan wayang golek dan musik-musik tradisional.
Setelah proses penyerahan dari Dukun kepada Abah, maka kemudian semua menuju ke Bale Pertemuan untuk memulai musyawarah untuk pelaksanaan Seren taun tersebut. Abah sebagai pemimpin Kasepuhan turut hadir dan menyampaikan sambutannya dan setelah itu semua warga dan kolot lembur juga mengemukakan pendapat dan pemikirannya hingga kemudian disepakati beberapa hal yang akan dilaksanakan pada waktu acara Seren Taun nanti.Â
Tampak tergambar dengan jelas bagaimana proses musyawarah mufakat yang terjadi diantara warga masyarakat untuk memutuskan sesuatu hal yang penting bagi mereka.
Setelah musyawarah ditutup, warga dan kolot lembur dari Bale pertemuan pindah ke Imah Gede untuk melakukan syukuran atas serahan ponggokan yang sudah didapat dan diakhir dengan makan tumpeng nasi kabuli bersama-sama. Pada waktu mereka pulang ke tempat masing-masing, mereka juga di bekali dengan Nasi Kabuli untuk di bawa pulang ke rumah masing-masing.
Seren taun di Kasepuhan Cipta Mulya akan dilaksanakan pada 14,15,16 September 2018 ini dan kegiatan -- kegiatan pra acaranya sudah akan dimulai pada tanggal 27 Agustus 2018 seperti berziarah ke makam leluhur dan ibu-ibu juga sudah akan memulai membuat kue-kue dan makanan lainnya.Â
Jangan lewatkan kesempatan setahun sekali menyaksikan upacara Seren Taun 2018 di Kasepuhan Cipta Mulya Desa Sirna Resmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Nikmati keramahtamahan khas masyarakat adat yang belum terkontaminasi dengan nilai uang yang sudah sangat jarang ada saat ini. Datang dan rasakan sendiri bagaimana mereka menyambut anda dengan hangat dan mengajak anda membaur bersama mereka, menikmati kelezatan makanan khas mereka bersama-sama dan merasakan tidur di rumah tradisional mereka yang begitu unik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H