Keempat, nilai kerakyatan, yaitu: pemimpin bangsa Indonesia harus bijaksana, mengutamakan kekeluargaan, kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat, kebijakan dalam mengambil solusi, keputusan bersama pengambilannya harus melalui musyawarah, dan tidak memaksakan kehendak.
Kelima, nilai keadilan, yaitu: harus menerapkan perilaku adil dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik, harus menghormati hak dan kewajiban setiap orang, perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia, menggapai tujuan adil dan makmur, pendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia.
Dari uraian di atas, Kemendikbud Republik Indonesia lebih spesifik menjelaskan tentang profil pelajar Pancasila dalam enam hal, yaitu: pertama, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Kedua, berkebhinekaan global. Ketiga, bergotong royong. Keempat, mandiri. Kelima, bernalar kritis. Dan keenam, kreatif.
Mewujudkan Karakter Profil Pelajar Pancasila Melalui Penguatan Visi dan MisiÂ
Selanjutnya, bagaimana mewujudkan profil Pelajar Pancasila?
Menurut Dr. Amirudin sebagaimana dilansir di lpmpjatim.kemdikbud.go.id, bahwa untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila terdapat beberapa kegiatan di satuan pendidikan yang dapat diimplementasikan. Pertama, melalui kegiatan intrakurikuler yang meliputi muatan pelajaran. Kedua, melalui proyek penguatan Pelajar Pancasila. Ketiga, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dan keempat adalah melalui budaya sekolah.
Selain itu, menurut saya ada hal mendasar yang harus dibangun untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yaitu merumuskan visi dan misi yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Yang mencakup enam hal di atas. Visi dan misi yang dirumuskan, dapat difahami dan diterapkan oleh semua komponen satuan Pendidikan.
Dari visi dan misi yang dicanangkan akan muncul strategi untuk mencapainya berupa program-program. Baik program intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun program pembiasan atau budaya mutu satuan Pendidikan. Dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran, termasuk pembelajaran berbasis proyek.
Beberapa program yang bisa diterapkan seperti program shalat berjama'ah, tilawah dan tahfidz qur'an, menerapkan adab-adab Islam, seperti adab bergaul, adab makan dan minum, adab berbicara, adab belajar, dan lain-lain. Melaksanakan peringatan hari-hari besar nasional, upacara bendera, mengenalkan budaya nusantara melalui study budaya, pawai budaya, dan lain-lain.Â
Melaksanakan kegiatan kerja bakti, piket kebersihan, kerja kelompok, dan kegiatan kemah. Selain itu, sekolah juga bisa menerapkan budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) dan 5 R (Rawat, rapi, resik, ringkas, dan rajin), outing class, integral learning, adiwiyata, edu-trip, dan lain sebagainya.
KesimpulanÂ
Untuk mewujudkan karakter profil pelajar pancasila, pemerintah melalui kurikulum merdeka sudah memberikan landasan maupun frame dalam penyelenggaran satuan pendidikan. Yaitu melalui kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP).Â
Dalam KOSP tersebut memuat visi dan misi satuan pendidikan. Dari Visi dan Misi inilah satuan pendidikan harus memuat dan menguatkan visi dan misi yang mengarah kepada profil pelajar pancasila dan ter-breakdown dalam program-program yang ada di satuan pendidikan sebagai strategi untuk mewujudkannya.