Di Indonesia sendiri, kita dapat menyaksikan keragaman agama dengan berbagai alirannya. Tentu adanya keragaman ini bukan untuk dijadikan sebagai alasan dan pemicu perpecahan. Justru keragaman ini semestinya kita jaga sebagai modal kekayaan serta kekuatan bangsa. Ketika kita menjadi bagian dari Indonesia, itu artinya kita harus siap dan sanggup untuk hidup berdampingan dalam perbedaan dan keragaman yang ada.
Menjadikan Media Sosial yang Membawa Berkah Bagi Kerukunan Beragama
Bersikap toleran dalam masalah agama, tentu bukan berarti lantas mengorbankan keyakinan agama yang kita anut. Akan tetapi toleran dalam artian bersikap tasamuh, tepa selira, lapang dada, menghargai, dan menghormati, serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemeluk agama serta aliran-aliran lain untuk melakukan ritual ibadah sesuai dengan agama dan aliran yang diyakininya.
Memang, merawat kerukunan beragama dengan bertoleransi di era media sosial ini tidaklah mudah. Namun sesulit apapun, harus tetap kita upayakan. Tentunya diawali dari diri kita sendiri sebagai lingkup terkecil. Peranan serta tugas kita dalam menjadikan media sosial sebagai berkah kerukunan beragama, yaitu dengan cara bersosialisasi di media sosial dengan penuh adab atau tatakrama.
Beberapa tatakrama dalam bersosialisasi di media sosial antara lain adalah: pertama, dalam bersosialisasi di media sosial hendaknya kita senantiasa menggunakan bahasa sosial yang baik, yaitu bahasa yang tidak menebar kebencian, dan tidak menyinggung hal-hal yang menjurus kepada sara. Kedua, kita harus bisa menghargai orang lain sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Dan ketiga, sudah seharusnya kita meneliti terlebih dahulu segala sesuatu yang akan kita share, tentang baik atau buruknya, serta benar atau tidaknya berita tersebut.
Lebih lanjut, dalam lingkup yang lebih besar, tentu diharapkan adanya sebuah edukasi terkait masalah toleransi dan kerukunan beragama di era media sosial bagi para penggunanya. Satu lagi yang tak kalah penting adalah diharapkannya sebuah keteladanan dari para artis sosmed (orang yang terkenal di media sosial) serta para figur publik dalam bersosialisasi di media sosial. Jangan sampai usaha-usaha edukasi yang telah dijalankan tersebut, justru dikikis oleh ulah para artis sosmed dan figur publik yang tidak bertatakrama di media sosial.
Akhirnya, dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan media sosial tak lagi dijadikan sarana untuk menebar kebencian yang menodai nilai-nilai toleransi dan kerukunan beragama. Justru sebaliknya, media sosial bisa dijadikan sebagai sarana untuk mensyiarkan gagasan tentang toleransi dan kerukunan beragama di tengah kemajemukan bangsa kita. Dengan demikian, media sosial tidaklah akan menjadi musibah, namun akan menjadi berkah bagi kerukunan beragama, khususnya di Indonesia.
***
Facebook : https://www.facebook.com/kangmasroer
Twitter : https://twitter.com/KangMasroer
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H