Mohon tunggu...
Masruro
Masruro Mohon Tunggu... Buruh Negara -

Pemerhati masalah publik | Ayah dari satu bidadari kecil, "Zizie" | Buruh negara di SMA N 1 Prambanan Klaten | Alumni SDN Bayem 2, SLTP N 2 Kutoarjo, MA PP. Miftahul Huda Malang, STAI Raden Rahmat Malang, dan Santri Mbeling di PPMH Kepanjen Malang | Gusdurians | Aremania | Milanisti | "Bersyukur dengan apa yang ada, bersabar dengan apa yang tiada.." | http://www.kangmasroer.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadikan Media Sosial sebagai Berkah bagi Kerukunan Beragama

24 Agustus 2016   23:41 Diperbarui: 25 Agustus 2016   07:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Indonesia sendiri, kita dapat menyaksikan keragaman agama dengan berbagai alirannya. Tentu adanya keragaman ini bukan untuk dijadikan sebagai alasan dan pemicu perpecahan. Justru keragaman ini semestinya kita jaga sebagai modal kekayaan serta kekuatan bangsa. Ketika kita menjadi bagian dari Indonesia, itu artinya kita harus siap dan sanggup untuk hidup berdampingan dalam perbedaan dan keragaman yang ada.

Menjadikan Media Sosial yang Membawa Berkah Bagi Kerukunan Beragama

Sumber: Dok. Pribadi
Sumber: Dok. Pribadi
Bagaimana cara hidup rukun berdampingan dalam keragaman? Tentu tak ada cara lain, selain dengan mengedepankan sikap toleransi antar sesama. Toleransi, yang secara bahasa berasal dari bahasa Latin "Tolerare", artinya adalah dengan sabar membiarkan sesuatu. Sikap toleransi berarti sikap menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berbeda pendapat, serta berhati lapang terhadapnya. Hakikat toleransi didasarkan atas sikap memanusiakan manusia, terlepas apapun agama dan aliran kepercayaannya. Bukan hanya di dunia nyata saja, akan tetapi juga di dunia maya, termasuk di dalam media sosial.

Bersikap toleran dalam masalah agama, tentu bukan berarti lantas mengorbankan keyakinan agama yang kita anut. Akan tetapi toleran dalam artian bersikap tasamuh, tepa selira, lapang dada, menghargai, dan menghormati, serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pemeluk agama serta aliran-aliran lain untuk melakukan ritual ibadah sesuai dengan agama dan aliran yang diyakininya.

Memang, merawat kerukunan beragama dengan bertoleransi di era media sosial ini tidaklah mudah. Namun sesulit apapun, harus tetap kita upayakan. Tentunya diawali dari diri kita sendiri sebagai lingkup terkecil. Peranan serta tugas kita dalam menjadikan media sosial sebagai berkah kerukunan beragama, yaitu dengan cara bersosialisasi di media sosial dengan penuh adab atau tatakrama.

Beberapa tatakrama dalam bersosialisasi di media sosial antara lain adalah: pertama, dalam bersosialisasi di media sosial hendaknya kita senantiasa menggunakan bahasa sosial yang baik, yaitu bahasa yang tidak menebar kebencian, dan tidak menyinggung hal-hal yang menjurus kepada sara. Kedua, kita harus bisa menghargai orang lain sebagaimana kita menghargai diri kita sendiri. Dan ketiga, sudah seharusnya kita meneliti terlebih dahulu segala sesuatu yang akan kita share, tentang baik atau buruknya, serta benar atau tidaknya berita tersebut.

Lebih lanjut, dalam lingkup yang lebih besar, tentu diharapkan adanya sebuah edukasi terkait masalah toleransi dan kerukunan beragama di era media sosial bagi para penggunanya. Satu lagi yang tak kalah penting adalah diharapkannya sebuah keteladanan dari para artis sosmed (orang yang terkenal di media sosial) serta para figur publik dalam bersosialisasi di media sosial. Jangan sampai usaha-usaha edukasi yang telah dijalankan tersebut, justru dikikis oleh ulah para artis sosmed dan figur publik yang tidak bertatakrama di media sosial.

Akhirnya, dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan media sosial tak lagi dijadikan sarana untuk menebar kebencian yang menodai nilai-nilai toleransi dan kerukunan beragama. Justru sebaliknya, media sosial bisa dijadikan sebagai sarana untuk mensyiarkan gagasan tentang toleransi dan kerukunan beragama di tengah kemajemukan bangsa kita. Dengan demikian, media sosial tidaklah akan menjadi musibah, namun akan menjadi berkah bagi kerukunan beragama, khususnya di Indonesia.

***

Facebook : https://www.facebook.com/kangmasroer

Twitter : https://twitter.com/KangMasroer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun