Ada juga beberapa villa , tersebar di beberapa titik. Agak jauh dari lokasi, tapi masih terlihat, BoboCabin untuk menginap yang bentuknya mungil mungil. Bagi yang suka bermalam di area kebun yang dingin ini, Â pasti seru, tenda-tenda yang disewakan juga ada.
Ada glamping juga. Sempat bertanya kepada penjaga  Kedai , untuk sewa villa sekira 2 jutaan semalam, bisa untuk 15 orang. Disiapkan sarapan pagi, dan perlengkapan tidur yang standar ala pedesaan. Yang mau berkemah, bisa sewa , namun sebaiknya membawa peralatan tamnbahan seperti lampu senter dan alat penerangan lain. Karena hawanya sangat dingin menusuk tulang di malam hari, wajib bawa jaket tebal. Selimut saja tidak cukup, kalau punya sleeping bed lebih baik dibawa saja.
Jika ingin  makanan tambahan lebih baik bawa saja  bekal, tidak bisa mengandalkan beli. Tempatnya jauh dari keramaian, hanya ada sedikit perkampungan yang  tak terlalu padat. Meski ada kedai, yang harganya relatif murah.  Contohnya mie baso hanya 20 ribu rupiah, mienya Indomie, basonya besar 2 buah. Cukup mengenyangkan. Gorengan bakwan (bala-bala) hanya 2 ribu rupiah.
Untuk sewa glamping per malam hanya 700 ribu rupiah saja, tapi parkirnya untuk menginap  bisa 35 ribu rupiah. Kalau parkir  yang tidak menginap 10 ribu rupiah, ada tiket parkir resminya,petugasnya ramah dan baik, mobil aman.
Di akhir pekan kabarnya tempat ini sangat ramai.
Pulang kembali ke Kota Bandung, kami memilih rute berbeda. Melewati  arah ke Gambung dan Ciwidey, masuk kembali ke gerbang tol Soroja,  pulang ke Kota Bandung. Rutenya melewati  jalan mulus  namun di tengah hutan. Meski jalannya bagus, hanya pas-pasan hanya untuk 2 mobil ,  jangan sampai berpapasan dengan truk atau bus. Saat melewati hutan sangat sepi dan gelap karena pepohonannya besar.
Namun sesudahnya, pemandangan cantik  di kiri kanan. Kebun teh yang rapih, indah , sejuk , semua hijau menebar rasa damai tenteram.Â