Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bandung Tempo Dulu, Kenangan Jalan Progo Masa Silam (2)

22 April 2024   07:27 Diperbarui: 23 April 2024   06:46 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahun 1968, jalan Progo 9, kediaman Mattress, kami bermain bareng Mirriam  . Koleksi pribadi masrierie kompasiana

Lumayan, kalau ada yang latihan gokart , para bocil pada menonton di halaman rumah. Ingat lho, waktu itu jangankan gadget, televisi saja  hanya TVRI. Itupun baru mulai tayang setelah Magrib, dengan diawali Lagu Garuda Pancasila.

Para bocil waktu itu,  hiburan kami ya baca  komik cergam HC Andersen yang kami beli di Toko Buku Cosmos, atau pinjam di perpustakaan jalan Sabang.Maka keramaian apapun yang lalu lalang depan rumah, seperti memberikan warna kehangatan alias hiburan.

Even-even Kemeriahan di Jalan Progo  Tempo Dulu 

Tontonan yang cukup mengagumkan bagi kami , adalah latihan marching band terkenal sebuah SMA di jalan Sultan Agung (SMA TOP, St Aloysius), yang saat itu sering melewati pula jalan di depan rumah kami. Sebenarnya secara rutin mereka selalu berlatih di pekarangan Gedung Sate. Namun jika sudah mahir, mereka pasti akan berkeliling melewati jalan Progo. Ini yang suka aku tunggu. Duduk  di pinggir jalan di bawah  sepoi  pepohonan rindang. 

Meski cuma latihan, suara drumband dan alunan lagunya merdu sekali. Dan mayorettenya  keren melempar-lempar tongkat ke atas, seperti akrobat , bikin kami ketagihan menontonnya.

Kadang kala ,  anggota Resimen Mahasiswa juga sering mengadakan latihan dan menyusuri selokan depan rumah kami yang saat airnya masih jernih dan dipenuhi ikan impun dan kepiting. Gerak jalan  Latihan  tentara juga sering melewati jalan ini.


Menjelang tahun 1975 keramaian semakin mewarnai lapangan Gedung Sate, dan jalan Progo ikut kena imbasnya. Seru-seru saja sih bagi kami.  Pernah diadakan pesta musik kemarau dimana lautan manusia menyesaki halaman belakang Gedung Sate. Dari atas tembok benteng rumah, kami bisa menyaksikan Achmad Albar dan God Blessnya beraksi, juga menyaksikan lautan histeria massa yang juga memakan korban pingsan dan luka. Betul, demi menonton pesta musik kemarau itu, kami bertengger di atas genteng rumah sambil menikmati cemilan . Lucunya para tetangga juga sama.

Terjun payung , itu atraksi lain yang sering berlangsung di Gedung Sate. Kami bis amenyaksikan dengan jelas para penerjun payung mendarat di Gedung sate  dengan cekatan. Anak-anak suka menyaksikam warna warni payung saat masih mengangkasa , menuju pendaratan. 

Kebut-kebutan  Berbahaya  

Tidak semua aktivitas bikin happy. Yang agak  bikin deg-degan , latihan motor Trail, kebut-kebutan (mobil ngepot) juga berlangsung di kawasan ini. Walau latihan motor trail yang dilakukan di halaman belakang Gedung Sate disukai warga yang menonton, aku pribadi tidak. Karena pernah ada yang jatuh saat motornya melompat.

Yang menyedihkan, di kawasan jalan Cimandiri Gedung Sate dan Progo ini seringkali pula dijadikan lokasi arena 'ngepot' dan kebut-kebutan mobil. Di jalan Progo pengebut yang nakal bahkan pernah menabrak pohon sampai sekarat. Tradisi ngebut itu juga berlangsung tengah malam. Mobil yang ngepot, suara remnya berdecit-decit, sering memecahkan kesunyian di permukiman sekitar gedung sate tersebut.

Kemarau Super Panjang  dan Kebakaran Gubuk Tuna Wisma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun