Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Karena Kegaptekanku

12 April 2023   20:36 Diperbarui: 12 April 2023   20:47 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Dedek pulang, "Astaga Mama, ini kan undangan digital , bukan virus. Undangan pernikahan tetangga kita, mama termasuk yang diundang, tapi harus konfirmasi dulu. Karena pembatasan tamu akibat pandemi.... Begini caranya....," ia mengajarkanku.

Deg, itu kan tetangga dekat. Hanya beda RT. Aduh, pantesan  wajahnya marah sekali saat ketemuan di acara vaksin booster. Harus segera minta maaf.

Kegaptekanku bukan kali ini saja . Dulu, aku juga dulu pernah berprasangka buruk kepada  anak tetangga. Setiap hari di depan rumah anak kuliahan tersebut sering berbicara sendiri. Aku bercerita kepada suami, kakak, adik, dan sepupu. Kecfuali kepada tetangga tidak, takut  nanti omongan burukku sampai.

Dulu itu teknologi Hape yang menggunakan earphone masih baru dan langka.  Malah kupikir, itu alat bantu dengar. Maklum waktu itu anak-anak saya masih kecil-kecil. Terakhir anakku juga yang menjelaskan, itu bukan sinting , tapi ada alat earphone itu.

Meski masih kecil, anak-anak lebih cepat belajar. Dulu waktu kecil Dedek  juga suka ngulik dan agak iseng. Ia senang meminjam hapeku untuk merekam suaranya menyanyi. Suara vokal melengking dan false ala anak-anak. Nadanya kemana saja. Lagu-lagu ala film Heart  yang saat itu sedang booming. Mungkin  Dedek sedang menghayati seolah dirinya penyanyi terkenal. Tak masalah sih , meski suaranya  cempreng melengking, toh tak ada orang lain yang mendengar.

Sampai suatu ketika , aku harus menjemput si kecil dari  pelajaran berenang  di luar jam sekolah. Karena mobil jemputan abondemen  tidak bersedia menjemput di luar jam sekolah resmi.

Dalam angkot  lumayan penuh. Aku memilih duduk di belakang. Banyak juga ibu-ibu lain dan mungkin anak mahasiswa. Jalanan macet dan mulai terkantuk-kantuk. Semilir angin dari jendela membuatku setengah bermimpi, perjalanan masih jauh.

Seketika terdengar lengkingan Dedek sedang menyanyi salah satu lagu "Heart". Entah kenapa keras sekali suaranya, sampai semua penumpang angkot juga terkejut.

Astaga, ternyata  Dedek mengutak-atik Hape baruku, dibuatnya nada dering  telepon  berubah menjadi rekaman vokalnya menyanyi. Sebab ia selalu bangga dengan suaranya. Dan ingin ibunya ikut bangga.

Semua penumpang angkot terus menatapku, aku bingung bagaimana caranya ya. Ah, malu, takut ketahuan gaptek. Paling aman dimatikan saja, aku hanya bisa mematikan Hapenya. Jangan sampai ketahuan aku tak tahu mengubah kembali nada dering dan mengecilkan suara nada deringnya.

 Begitulah teknologi, rupanya kita harus mampu berkejaran dengannya,  untuk menunjang kehidupan, lebih bermanfaat, sekaligus juga supaya tak terjadi  hal-hal memalukan. Butuh berjuang kuat menghalau kegaptekanku sebagai  generasi 80.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun