Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Meremehkan Pekerjaan Domestik

9 April 2023   08:59 Diperbarui: 9 April 2023   09:05 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk bisa membantu tuan rumah, kami harus inisiatif mengamati, kebiasaan dan apa saja yang harus kami bantu. Nenek Ena sangat sabar dan baik,  dengan penuh kasih sayang menunjukkan apa saja yang bisa kami bantu, dan bagaimana caranya. Karena di setiap rumah tradisi dan cara kerjanya bakal berbeda. Alhamdulillah, dapat banyak pengetahuan baru cara memasak dan membuat craft sulaman serta mengurus tanaman.

Yup, nenek Ena sudah sepuh, anak-anaknya semua wanita karir. Berangkat pagi pulang malam. Ketika bangun untuk santap sahur, saya berdua kakak ikut terjun ke dapur. Tentu kami tidak kaget, karena di rumah sendiri sudah terbiasa begitu sejak kami kecil.

Terutama kakak perempuanku hobi dan piawai memasak. Nenek Ena tersenyum ketika semua tugas selesai dengan cepat. Meja makan sudah penuh santapan tersaji , lalu semua anak gadis Nenek Ena  kami bangunkan untuk santap sahur. Begitu juga ibuku yang baru bangun dan langsung santap sahur. Menurut cerita ibu, Nenek Ena dulu pernah ikut tinggal bersama ayahnya, sangat memanjakannya. Ikut mengasuh ibu.

Sudah selesai, berdua kakak kami ke dapur menyuci piring. Kebiasaan kami tak pernah tidur lagi setelah santap sahur dan shalat subuh, langsung bantu Nenek Ena menyapu dan mengepel rumah. Rasanya bahagia menyaksikan wajah Nenek Ena yang cerah karena kami menginap di rumahnya. Karena kami bantu pekerjaan rumah tangganya, ia jadi memiliki waktu rehat, mengobrol dengan kami mengisahkan masa lalu yang indah.

Kata ayah, membantu meringankan pekerjaan domestik (meski tidak keren)  para sesepuh keluarga dan orang tua, berkah pahalanya besar. Apalagi di bulan Ramadan.

Hal apa yang membuat nenek Ena bahagia, karena kami tidak membebaninya, dengan menambah pekerjaan melayani kami. Sebaliknya, kami mencoba melayani beliau. Ia bahagia ketika kami meringankan tugasnya memasak untuk berbuka puasa, membereskan rumah, menyiram tanaman. Waktu itu kebetulan sekali libur menjelang lebaran.

Ayah mendidik kami selalu mengasah dan membangun empati, tidak merepotkan tuan rumah kalau bertamu. Beliau juga menyambut semua tamu dengan tulus. Untuk menyambut tamu dengan baik, kita harus punya tenaga lebih, itu penting. Kalau terlalu lelah, bisa-bisa jatuh sakit gegara melayani tamu.

Untungnya   ketika anak masih sangat kecil, ayah selalu mendukung ibu untuk memiliki lebih dari 2 asisten rumah tangga. Maka tamu-tamu selalu berdatangan silih berganti menginap di kediaman kami, dari tahun ke tahun. Kerabat yang datang dari pelosok dusun, sampai kerabat dari kota besar. Semua terlayani dengan baik, karena kami punya tenaga yang cukup, tidak perlu tepar keletihan.

 Ayah juga yang membesarkan hati kami, untuk teguh dan tabah mengerjakan tugas dan pekerjaan domestik di rumah sendiri. Ada masanya kesulitan ekonomi dalam keluarga, kami harus hidup tanpa asisten rumah tangga. Padahal ibu bekerja sebagai apoteker di lebih dari 1 tempat, ada apotek, ada juga perusahaan obat. 

Kami cenderung mandiri karena ibu bukan tipe ibu rumah tangga yang telaten mengurus rumah dan anak, dan ibu terbiasa selalu harus ada asisten rumah tangga sejak masa kecilnya. Sementara ayah sebaliknya.

Maka justru sebaliknya kami anak perempuan ibulah yang sering turun ke dapur, melayani dan mengurus adik-adik, juga mengurus rumah. Masa-masa kesulitan ekonomi tanpa asisten rumah tangga, rumah tetap terurus karena ada anak-anak perempuan dalam rumah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun