Jadinya suasana di rumah tersebut tidak ada keindahan dan kebersamaan Ramadan dan Lebaran.
Kelihatannya ringan, padahal tidak. Sering tidak dianggap, diremehkan pula, padahal diperlukan. Masalahnya kecil, tapi bisa memicu keributan besar. Itu adalah pekerjaan domestik, pekerjaan rumah tangga yang (di masa silam ) sering didelegasikan kepada asisten rumah tangga.
Betulkah semua rasa lelah itu hilang seketika oleh kebahagiaan kumpul keluarga, karena Ramadan dan silaturahmi Lebaran menjadi obat rindu? Entahlah, kalau makanan sering habis dan kurang, karena tak ada yang mau memasak terus menerus. Ketika tamu datang diajak makan malam, tapi semua  sudah habis. Entahlah juga kalau rumah berantakan dan tumpukan cucian piring bekas tamu dan keluarga tak ada yang menyuci.
Begitu jadinya kalau pekerjaan domestik diremehkan, dan semua menghindarinya. Yang kasihan kan tuan rumah , yang mungkin saja  adalah ibu ayah dan nenek kakek kita.
Ada  beberapa pengalaman lain  tentang hasil pekerjaan domestik / rumah tangga yang sering diremehkan itu, padahal diperlukan. Bahkan mereka yang relawan relawati berjibaku di dapur  saat itu , berkutat melayani tamu dan menyuci piring , sering diabaikan. Tak ada yang peduli  . Karena dianggap pekerjaan remeh temeh , tak perlu istirahat, sudah kewajiban.
Bertamu dan Melayani , dengan Pekerjaan Domestik.
Bulan Ramadan itu , puluhan tahun silam, Â kami menginap di kediaman Nenek Ena (namanya saya samarkan) kerabat ibu. Ibu , kakak perempuanku, dan saya sendiri. Masih duduk di bangku SMP kelas 1.
Kami menumpang menginap karena ibu ada keperluan ke kota tersebut, mengurus surat  surat  berkaitan dengan dokumen aset. Tradisi menginap di rumah kerabat sudah biasa  pada tahun 1970 an dan 1980 an. Yang namanya hotel dan penginapan, bagi kami mahal dan termasuk mewah. Betapapun penginapan yang paling murah.
Seperti biasa, sejak kecil kami dididik oleh ayah, untuk tahu diri kalau sedang menginap di rumah kerabat / saudara. Kalau menginap, harus ikut membantu tuan rumahnya, apalagi jika tidak memiliki asisten rumah tangga.
Beda ibu, beda ayah. Ayah selalu mengingatkan untuk membawakan makanan atau bahan makanan bagi tuan rumah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!