Tanggal 26 Desember tahun 2004 , ketika bencana gempa tsunami  meluluh lantakkan Aceh . Tepat seminggu sebelumnya (20 Desember 2004) di Puskim Balitbang Kementerian PU , baru saja diluncurkan Teknologi Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat).Yang merupakan salah satu dari  banyak  teknologi yang  dihasilkan oleh para peneliti tentang bangunan di Puskim, Balitbang Kementerian PU, Cileunyi , Kabupaten Bandung.
Rumah instan Risha ini adalah bentuk kepedulian  ,peneliti dari Puskim , Balitbang , Kementerian PU untuk produksi rumah pabrikan ,modular, dan terkontrol dari segi  harga dan kualitas, dapat cepat bangun secara masal dan setelah diuji di lab struktur Puskim , Balitbang, Kementerian PU, ternyata  tahan gempa.Â
Saat itulah Bill Hyde , IOM  yang membaca informasi tentang  teknologi Risha dari Harian Kompas, segera menghubungi Ibu Nana Terangna Ginting  (Kepala Puskim saat itu ) , mendapat dukungan  sangat dari Bapak Rustam Syarif (Kepala Balitbang Kementerian PU saat itu).. Maka IOM menggunakan teknologi ini untuk memproduksi secara massal panel RISHA yang menyerap tenaga kerja lokal dan  yang sudah terlatih dari Pulau Jawa. Sehingga sangat membantu pembangunan klinik, kantor, sekolah dan rumah bahkan barak ,paska gempa tsunami Aceh . Dalam jumlah besar dan cepat.Â
Dapat disimak di YouTube
Kelak setelahnya  , teknologi ini akanmenginspirasi para peneliti lainnya. Dengan kreatifitas barunya.  Terlahir berbagai  teknologi rumah /bangua  lainnya dari Puskim, seperti RIKA misalnya, rumah instan kayu yang dibuat dari kayu LFL misalnya. Dan banyak lagi.
Selanjutnya bermunculan kreatifitas baru para  peneliti , enginer dan ahli bangunan se  tanah air. Memperkaya negeri  dengan hasil  penelitian dan temuan mereka. Sebut saja Ria, Risma , dan rumah instan lainnya. Harapannya, agar berbagai  upaya  mampu menekan dampak kerusakan dan bahaya  karena bencana . Tentu saja tidak hanya bencana gempa, tapi bencana-bencana lain .
Yang jelas kualitas bangunan, taat pada aturan dan penegakan aturan menjadi point penting .