Wanita dan para ibu adalah tiang keluarga bangsa, berpotensi besar untuk menjadi agen ProGAS Â ini. Para ibu inilah yang memegang peran penting kendali gizi di rumah.
Bahwa anak-anak yang kurang gizi, gizi buruk dan stunting ini dalam pertumbuhan fisiknya akan terganggu, demikian pula mempengaruhi kondisi kesehatan dan kecerdasan. Enerji untuk belajarpun terhambat.
Padahal Indonesia tengah memasuki fase Bonus Demografi, dimana jumlah angkatan kerja sangat besar. Jika angkatan kerja ini hadir dengan kepiawaian, keterampilan dan keprofesionalan yang mantap, negeri ini akan sangat bertenaga.
Lalu kenapa wanita dan para ibu sangat perlu memahami ini? Karena ibu, dan istri, adalah sekolah pertama bagi bayi dan anak-anak, sekolah kehidupan dimana anak bertumbuh. Peran strategis untuk membentuk karakter  generasi masa depan.
Kerap saya tercenung . Semoga tidak pernah terjadi suatu kehidupan , di mana  kondisi moral, kecerdasan buruk,  mentalitas yang  rapuh, menjangkiti sebuah negeri.
Jangan pernah terjadi,  sebuah bangsa darurat kekurangan sumber daya manusia berkualitas. Artinya kemampuan kerja yang kurang profesional, kurang terampil, cara berpikir dan menganalisa  masalahnya tumpul. Lebih parah lagi kalau akhirnya menghasilkan keputusan yang salah, kebijakan yang tidak tepat. Lantas pelaksanaan kerjanya pun tidak sistematis.
Siapapun berharap masa depan gemilang bangsa dan negara. Generasi emas yang profesional dan mudah belajar karena kecukupan gizi dan pendidikan yang baik. Juga karena tumbuh dalam karakter mulia.
Generasi keemasan dalam bonus demografi tersebut tidak serta merta terwujud tanpa perjuangan semua pihak. Maka, keluarga dan sekolah adalah awal  dimana akar karakter dan kebiasaan baik itu tumbuh, juga gizi baik.
Tak cukup juga hanya dengan mendidik anak dan murid sendiri saja, tapi perlu peduli dengan lingkungan yanglebih luas, seperti keponakan, anak kerabat, anak sahabat, dan anak-anak tetangga di lingkungan kompleks atau perkampungan.