Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiat Lancar Mengurus Paspor

22 Maret 2017   14:43 Diperbarui: 25 April 2017   16:00 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Surat rekomendasi tersebut selesai esok harinya.

Kali ke lima. Kembali subuh sebelum matahari terbit. Kali ini ada seorang pembuat paspor  yang dengan kesadaran sendiri  , mengkoordinir  mereka yang hadir dengan dicatat di selembar kertas. Cukup rapi  sesuai urutan kedatangan. Anak muda ini  menjadikan kami tidak lagi ‘lomba lari’ berebut kursi dan antrian. Cukup adil dan bijak, yang datang duluan duduk di kursi sesuai urutan. Lainnya berdiri sesuai urutan kehadiran.

Saya cukup lega dengan tertibnya semua di pagi itu. Yang baru hadir silahkan antre di belakang dan dapat nomor bontot.

Jam 08.30, kembali saya masuk dalam loket pemeriksaan kelengkapan. Saya pikir semua beres setelah saya membawa surat dari Kementerian Agama. Ternyata ada ganjalan baru. Yang saya  mungkin belum pengalaman. Di E-KTP saya ada  singkatan. Karena nama saya kepanjangan, yang di belakangnya disingkat. Jadi harus bawa surat keterangan dari  kelurahan dan dilegalisiri oleh kecamatan.

Petugas bilang, jam 10 harus masuk , karena sistem otomatis tertutup. Semoga bisa. Tapi dengan catatan, di jalan tidak ada kemacetan.

Untungnya petugas kelurahan  kediaman saya sangat kooperatif. Saya  memfoto  akte lahir, kartu keluarga dan ktp , lalu saya WA ke petugas kelurahan. Mereka dengan sigap langsung menerima WA saya, lalu mencetaknya dnegan printer kantor. Segera membuat suratnya. Sementara saya masih di perjalanan  bermacet ria.

Begitu sampai , suratnya sudah jadi, Pak Lurah menandatangani. Dan selalu gratis, itu dia yang saya suka dengan kelurahan dan kecamatan tempat tinggal saya. Lalu kembali melewati  jalan berliku, ke kanotr kecamatan. Meminta tanda tangan dan legalisir.

Sayangnya  kemacetan jalan di Bandung tidak memihak kepada saya. Sampai kembali ke kantor imigrasi  jam 10.24. Sistem sudah tutup. Gagallah saya untuk difoto hari itu. Hanya gegara saya tidak tahu bahwa  kalau ada nama yang disingkat di KTP dan di Kartu Keluarga, beda dengan akte kelahiran, harus ada surat keterangan dari Kelurahan dan Kecamatan.

Dengan sedih dan galau saya pulang. Betapa banyak waktu terkuras, belum lagi ongkos transpor wara wiri dan menyewa taksi untuk mengejar surat dari Kelurahan dan Kecamatan yang lumayan jauh  serta menempuh  lauran kemacetan ala Bandung.

Kali ke enam?Belum tahu, semoga lancar jaya.Saat menulis ini saya belum dipotret karena telat datang. Tapi dengar-dengar dari yang sudah difoto, nanti pembayarannya lewat bank . Kalau sudah mendapat konfirmasi.

Kiat  mengurus paspor di sini:

  • Datanglah sepagi mungkin, jam 06.00 atau kurang malah  lebih baik. Antrean terdepan bisa cepat selesai .
  • Jadilah pemohon paspor yang tertib, sopan dan menjunjung budaya antre
  • Tidak boleh  diwakili
  • Kelengkapan dokumen jauh hari sudah disiapkan, periksa kembali sebelum dibawa. 
  • Tanyakan ke petugas kelengkapan apa lagi yang dibutuhkan
  • Lansia, bayi , balita , anak-anak, diprioritaskan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun