Jangan bayangkan siaran televisi seperti sekarang ini , berjalan 24 jam dengan puluhan saluran alias channel TV. Saat itu satu-satunya saluran televisi hanya TVRI. Baru mulai tayangnya pun jam 18.00. Tengah malam siaran televisipun tuntas. Namun setiap lagu anak yang diperkenalkan menjadi keseharian anak-anak di SD saat itu. Lagu dengan kalimat sederhana penuh santun.
“Terimakasihku , ku ucapkan, pada guruku yang tulus. Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan. Untuk bekalku nanti. Setiap hariku dibimbingnya, agar tumbuhlah bakatku. Kan ku igat selalu nasihat guruku. Terimakasihku bu guru”
Yang pernah duduk di SD tahun 1970an pasti kenal betul lagu lembut ini. Hampir semua lagu anak jadi favorit.
“Gembira menyanyi di puncak bambu. Suara murai merdu di pagi hari. Gembira hatiku setiap pagi. Murai di atas bambu kumendengar suaramu. Trilili lili lili tiap pagi. Trilili lili lili tak berhenti. “
Kalau ditanya, hampir semua lagu anak-anak adalah favorit.
Waktu berjalan menuju 1970an.
Untuk tahun 1970an saya lebih suka lagu-lagu pop Indonesia. Lagu ala Tetty Kadi , Broery Pesolima, Bob Tutupoli , yang merupakan kelanjutan artis vokalis sejak tahun 1960an. Saya suka dengan lagu-lagu Koes Ploes, Bimbo, Panbers, The Rollies.... Sepertinya semua nyaris jadi favorit .
Gebrakan musik favorit terjadi ketika hadirnya Chrisye dengan kejutan warna musik dan suara. Juga Vina Panduwinata. Lalu Dian Pramana Putra. Utha Likumahua.
Ada lagu-lagu Dasa Tembang Tercantik Prambors, atau lagu-lagu PKCGSP nya pagelaran Swara Mahardika, semua lagu dalam album Badai pasti Berlalu (Chrisye , Berlian Hutauruk)
Tampaknya deretan pencipta lagu favorit saya panjang sekali, mulai dari Ismail Marzuki, Dodo Zakaria, Eros Jarot, Yockie Suryoprayogo, Guruh Soekarno, Iwan Fals, Harry Sabar , dan banyak lagi.
Hampir semua lagu-lagu yang mereka nyanyikan jadi favorit. Apalagi lagu-lagu dalam film Gita Cinta dari SMA sampai film Puspa Indah Taman Hati, semua lagunya terlalu berkesan untuk dilewatkan.